Bagikan:

JAKARTA - Menyebut nama Valentino Rossi hampir setiap orang akan langsung mengenalnya sebagai legenda hidup MotoGP, ajang balap motor paling bergengsi di planet bumi. Sementara di sisi lain, nama Lewis Hamilton juga akan membuat orang langsung mengenalnya sebagai pebalap mobil Formula 1 (F1).

Bukan cuma jadi tokoh ikonik dari dua ajang motor sport bergengsi itu. Masing-masing punya capaian prestasi yang juga luar biasa. Jika dihitung dalam kelas tertinggi, Lewis Hamilton adalah juara dunia F1 sebanyak enam kali. Sedangkan Rossi merupakan pengoleksi tujuh kali juara dunia MotoGP.

Terlepas dari pencapaian masing-masing tokoh ikonik dari dua ajang balap bergengsi ini, ketertarikan penggemar juga tak bisa disamaratakan. Jika membandingkan mana kompetisi yang lebih populer antara MotoGP dan F1 hasilnya tak bisa diukur secara pasti.

Sebab, baik F1 maupun MotoGP menjadi olahraga yang populer di salah satu negara saat di beberapa negara lainnya justru mulai ditinggalkan. Contoh pasti adalah ketika F1 menjadi olahraga yang mulai turun peminatnya di Malaysia dan Korea Selatan, saat yang sama di China justru MotoGP yang kehilangan daya tarik.

Sirkuit Shanghai di China bahkan sempat menjadi tempat tertuangnya euforia dari dua ajang balap bergengsi itu. Sirkuit itu menjadi salah satu lintasan di dunia yang pernah menjadi tempat perhelatan F1 sekaligus MotoGP pada tahun yang sama dari 2005-2008.

Namun, saat F1 masih eksis di Sirkuit Shanghai hingga kini, ajang MotoGP justru sudah lama tak memasukan sirkuit ini sebagai lokasi digelarnya balap terhitung sejak 2009 lalu. Sementara itu, kondisi sebaliknya justru terjadi di Malaysia. Tahun 2017 menjadi tahun terakhir bagi F1 menggelar balap di Sirkuit Sepang.

Selain dari kalender agenda yang mengalami peningkatan dan penurunan, menelisik popularitas F1 dan MotoGP yang tak bisa disamaratakan ini bisa terlihat dari beberapa aspek. Salah satunya jumlah pengikut di media sosial.

Akun resmi media sosial F1 dan MotoGP punya keunggulan masing-masing dalam jumlah follower, tergantung platform-nya. Di Facebook, MotoGP yang unggul.

Akun Facebook MotoGP tercatat disukai sekitar 13,6 juta pengguna, saat F1 hanya memiliki 8,8 juta. Sementara di Instagram kondisinya berimbang karena kedua akun resmi dari kedua ajang tersebut sama-sama memiliki sekitar 8,5 juta penggemar.

Sementara itu, di Twitter, F1 yang menjadi pemenang karena tercatat memiliki 4,2 juta follower saat MotoGP hanya punya 2,6 juta followers.

Tolok ukur lainnya adalah jumlah follower dari masing-masing pebalap ikonik kedua ajang ini. Hamilton yang mewakili F1 diketahui punya 27,1 juta pengikut di Instagram. Sementara Valentino Rossi berada jauh di bawahnya dengan 13 juta pengikut.

Di sisi lain jika dilihat dari pendapatan, F1 punya poin populer yang lebih unggul. Sebab majalah Forbes sempat merilis daftar 100 atlet dengan pendapatan tertinggi. Dari sana didapatkan hasil bahwa dua pebalap F1 masuk daftar.

Mereka ialah Lewis Hamilton yang ada di posisi 13 dan Sebastian Vettel di posisi 30. Namun, dari 100 atlet, justru tak ada satu pun pebalap MotoGP yang masuk daftar tersebut.

Di Indonesia sendiri, MotoGP menjadi ajang balap yang lebih populer ketimbang F1. Sebab jika dilihat secara kasat mata lebih banyak masyarakat yang tertarik dengan persaingan antarpara rider yang diusung MotoGP. Beda hal dengan F1 yang lebih menekankan persaingan teknis lewat machine vs machine.

Dominasi sepeda motor di Tanah Air juga jadi sedikit aspek yang memihak pada popularitas MotoGP. Sebab para pecinta MotoGP masih bisa menurunkan hobi mereka pada tunggangan masing-masing dengan cara modifikasi atau membeli motor sport.

Popularitas MotoGP di Indonesia juga tercermin dari sejumlah pabrikan yang ikut kejuaraan MotoGP yang justru lebih dikenal oleh masyarakat kita, terutama pabrikan Big Four dari Jepang. Hal itu berbanding jauh dengan pabrikan roda empat Eropa seperti kuda jingkrak Italia, bintang tiga Jerman, atau berlian Prancis.