Bagikan:

JAKARTA - Ganda putra Indonesia Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob mengakui penampilan mereka kurang tenang dalam pertandingan pertama World Tour Finals (WTF) 2021. Itulah faktor utama penyebab gagalnya mereka melakukan revans atas wakil Jepang Takuro Hoki/Yugo Kobayashi.

"Evaluasinya paling dari aspek ketenangan, fokus, sama start awal itu jangan sampai ketinggalan lagi," kata Yeremia dikutip dari keterangan resmi yang diterima VOI, Kamis, 2 Desember.

Dalam pertemuan penyisihan Grup B WTF 2021 di Bali International Convention Centre pada Rabu, 1 Desember Pramudya/Yeremia sudah ditekan sejak awal poin. Situasi itu memancing Pramudya/Yeremia untuk terus melakukan serangan balik terhadap Hoki/Kobayashi.

Berjuang dalam dua gim melelahkan, Pramudya/Yeremia sempat membayangi poin lawan, tapi sayangnya mereka gagal membalikkan keadaan dan harus puas mengakhiri laga dengan skor 14-21 dan 19-22.

Soal perlawanan terhadap Hoki/Kobayashi, Pramudya mengatakan bahwa di pertemuan kali ini wakil Jepang itu bermain begitu rapat. Berbeda saat pertemuan perdana mereka di Indonesia Open 2021.

"Kemarin (di Indonesia Open 2021) mereka masih kasih kami kesempatan untuk menyerang. Tapi kali ini (WTF 2021) mereka sama sekali tidak kasih kesempatan, dan kami tidak bisa serang balik. Mereka sangat rapat," tutur Pramudya.

Dengan kekalahan di pertemuan awal WTF 2021, Pramudya/Yeremia gagal melakukan revans atas Hoki/Kobayashi yang juga menumbangkan mereka di turnamen sebelumnya, Indonesia Open 2021.

Kendati gagal revan atas wakil Jepang, tapi Pramudya/Yeremia tak mau terlalu larut. Sebab, hari ini mereka melanjutkan laga kedua di Grup B melawab Ong Yew Sin/Teo Ee Yi wakil Malaysia yang juga menjadi pertemuan perdana kedua pasangan.

"Kami tidak mau berpikir terlalu jauh buat besok (hari ini) mau habis-habisan saja. Selain itu, bisa main di WTF juga sebuah kebanggan bagi kami, jadi mau main maksimal saja," pungkas Pramudya.