Bagikan:

JAKARTA - The Godfather Of Broken Heart Didi Kempot dikabarkan meninggal dunia, Selasa, 5 Mei pagi di RS Kasih Ibu Solo. Lord Didi mengembuskan napas terakhirnya pada usia 53 tahun.

Lini masa media sosial Instagram dan Twitter dihebohkan dengan kabar meninggalnya penyanyi campursari Didi Kempot. Salah satunya, akun Instagram Sobat Ambyar Indonesia yang menuliskan caption singkat tanda berduka atas kepergian sang idola.

"My Lord," sebuah tulisan singkat yang melengkapi foto aksi panggung Didi Kempot terpampang di akun IG Sobat Ambar Indonesia.

Banyak yang kaget sekaligus tidak percaya dengan kabar duka ini. Tapi, jurnalis Kompas TV Timothy Marbun mengonfirmasi kabar ini melalui Twitter.

#RIP Didi Kempot

Terima kasih utk karya-karyamu. Beristirahatlah dengan tenang.

#SobatAmbyarBerduka

Timothy juga memastikan sudah mendapat konfirmasi dari keluarga Didi Kempot. Tapi, belum bisa dipastikan apa penyebab meninggalnya penyanyi campursari kenamaan ini.

Sekilas Didi Kempot

Pria bernama lengkap Dionisius Prasetyo ini lahir di Solo, Jawa Tengah pada 31 Desember 1966. Ia merupakan putra dari pelawak Ranto Edi Gude yang dikenal dengan nama Mbah Ranto serta adik dari salah satu pelawak senior Srimulat Mamik Podang. 

Lord Didi  tidak pernah lulus SMA. Bermodal pesan manjur sang ayah yang mengatakan; 'menjadi seniman sukses tidak harus sekolah tinggi akan tetapi dengan bakat, kemampuan yang mumpuni dan juga kerja keras', Didi Kempot memulai karier musiknya sebagai pengamen jalanan pada 1984.

Menciptakan banyak lagu selama menjalani hidup di jalanan Solo dan Yogyakarta dengan cara ngamen dari satu bis ke bis lainnya, Didi Kempot nekat hijrah ke Jakarta sambil berharap ada produser yang tertarik dan membawanya ke studio rekaman.

Tidak sia-sia. Album pertama Lord Didi, Stasiun Balapan dirilis pada 1999. Banyu Langit, Aku Ora Dolan, Neng Pacitan dan Segoro Tuban menjadi bukti lain kesuksesan seorang Didi Kempot.

Sejauh ini, Didi Kempot telah menghasilkan tujuh album, yakni Stasiun Balapan (1999), Plong (2000), Ketaman Asmoro (2001), Poko'e Melu (2002), Cucak Rowo (2003), Jambu Alas bersama Nunung Alvi (2004), dan Ono Opo (2005). Album -album ini melahirkan puluhan lagu hits.

Dengan eksistensi mentereng dan seabrek karya fantastis, Didi Kempot berhasil membentuk fan base dengan nama Sobat Ambyar. Komunitas ini semakin eksis seiring naiknya popularitas Lord Didi. Sebelumnya istilah Kempoters juga muncul untuk mengidentifikasi para penggemar Didi Kempot. Namun sebutan tersebut berkembang di kalangan anak muda menjadi Sad Boys (untuk laki-laki) dan Sad Girls (untuk perempuan).

Mayoritas Sobat Ambyar merupakan generasi muda. Hal ini menunjukkan bahwa karya Didi Kempot diminati lintas generasi. Komunitas ini terbentuk melalui sebuah acara yang diadakan Rumah Blogger Indonesia di Solo pada pertengahan Juni 2019.

Eksistensi para penggemar muda ini membuat Didi Kempot dinobatkan sebagai Godfather of Broken Heart (bahasa Jawa: Bapak Loro Ati Nasional; Bapak Patah Hati Nasional). 

Selamat jalan Didi Kempot...