Bagikan:

JAKARTA - Beberapa hari belakangan, dunia maya dihebohkan oleh pernyataan kontroversial penyanyi Agnes Monica yang kini lebih dikenal dengan nama Agnez Mo. Dalam sebuah wawancara dengan Kevan Kenney di program Build Series By Yahoo di New York, Amerika Serikat, perempuan 33 tahun mengaku tidak memiliki darah Indonesia.

Menyadari kegaduhan yang dibuatnya, dalam wawancara bersama Deddy Corbuzier yang ditayangkan di saluran YouTube Deddy, Jumat 29 November, malam, penyanyi yang kini berkarier di Negeri Paman Sam itu menegaskan dirinya seorang nasionalis.

"Semua orang tahu kalau saya nasionalis.. kalau kita mau ngomong masalah nasionalis, definisi nasionalis sekarang itu apa?" tanya Agnez. 

Agnez juga mencontohkan, dalam wawancaranya dengan Kevan Kenney, dia tidak menyebut Indonesia dan orang Indonesia sebagai "mereka", tetapi "kami" yang menunjukkan betapa dia merasa memiliki Indonesia.

"Saat itu konteksnya, Kevan bertanya kok secara penampilan, saya beda... Artinya secara visual, secara penampilan saya beda. Makanya saya jelasin, karena itu saya tidak punya garis keturunan orang Indonesia," jelas mantan penyanyi cilik itu.

"Saya menjelaskan bahwa Indonesia punya 18.000-an pulau dan di setiap pulau kami punya bahasa sendiri, kami punya baju adat sendiri..," katanya.

Meski demikian, pelantun Long As I Get Paid itu mengaku sedih setelah potongan klip wawancaranya menjadi viral dan disalahartikan.

"Ini melukai saya karena ini sangat personal... sedih pasti ada, kok ada orang yang punya hati memelintir kata-kata untuk keuntungan mereka sendiri. Buat saya, itu jahat. Tapi, saya selalu belajar apa yang mereka lakukan itu menunjukkan kepribadian mereka sesungguhnya," kata Agnez Mo yang lantas mengatakan dia sudah memaafkan orang-orang yang sudah sengaja memotong klip wawancaranya dan memelintirnya.

Agnez Mo bahkan mengaku tidak marah dan kecewa. "Enggak, karena banyak banget orang yang mendukung saya. Jangan sampai ada segelintir orang yang entah punya niat apa, bisa merebut Indonesia dari saya," kata penyanyi kelahiran 1986 itu.

Agnez justru senang wawancaranya menjadi pembicaraan hangat karena pada akhirnya bisa menjadi pembelajaran bagi masyarakat mulai dari pemaknaan nasionalisme sampai etika bermedia sosial.

"Jadi walaupun saya sedih, tapi ini sebenarnya membuat pembicaraan yang mengedukasi yang diperlukan, kalau di sebuah keluarga kan dibutuhkan yang namanya pembicaraan kan?... Jadi lain kali, kita tidak langsung menghakimi, enggak langsung nyomot satu terus dimaknai di luar konteks," pungkas Agnez.