JAKARTA - Kuartet rock selancar The Panturas akan resmi melepas extended play (EP) atau album mini terbaru dengan tajuk “Galura Tropikalia” pada Jumat, 22 November.
Album ini memuat enam lagu, dengan dua di antaranya sudah lebih dulu dilepas, yaitu “Lasut Nyangkut” pada 4 Oktober dan “Jimat” pada 25 Oktober.
Abyan ‘Acin’ (gitar, vokal), Rizal Taufik (gitar), Bagus ‘Gogon’ (bass), dan Surya Fikri (drum) mencoba menampilkan jati diri mereka sebagai orang Jatinangor, dengan memakai bahasa Sunda untuk seluruh lagu yang masuk di EP baru.
Tidak cukup hanya dengan lirik, aransemen musiknya pun bernuansa tembang tradisional Sunda.
Bagi The Panturas, hampir semua proses pembuatan di album ini begitu menarik, mulai dari workshop hingga peluncurannya.
Masing-masing personel mengaku banyak melakukan eksplorasi dan pola-pola baru dalam penggarapan materi “Galura Tropikalia”, sebuah cara yang belum pernah mereka lakukan dalam penggarapan album sebelumnya.
BACA JUGA:
“Saya merasa banyak sekali hal baru yang kami bisa temukan, kami banyak melakukan eksplorasi dan pola-pola baru,” kata Surya Fikri yang akrab disapa Kuya, melalui siaran pers kepada VOI, Kamis, 21 November.
“Hal paling besarnya adalah ternyata kami bisa membelokkan arah musik yang kami mainkan ini ke area yang sangat familiar dengan tanah kelahiran kami, yaitu bumi Pasundan,” tuturnya.
Penulisan lirik jadi hal paling menantang dalam penggarapan lagu, dikarenakan bahasa Sunda yang dianggap cukup rumit. Namun Rizal justru merasa terbantu dengan bahasa yang digunakan karena ingatan masa kecilnya yang berkaitan dengan jampi, pupuh, dan dongeng Sunda kuno.
“Pada akhirnya, kita cukup menulis apa yang ingin ditulis, mengikuti kata hati,” ujar sang gitaris.
The Panturas juga menggubah ulang lagu pop Sunda berjudul “Talak Tilu”, ditulis Kosman Jaya yang pertama kali dipopulerkan oleh Upit Sarimanah. Selain itu, mereka turut mengajak musisi legendaris pop Sunda, Doel Sumbang, untuk berkolaborasi dalam salah satu track berjudul “Jimat”.
Di EP kali ini, The Panturas menggaet Ricky Virgana (WSATCC) sebagai produser. Hal itu mempengaruhi bagaimana lagu-lagu menjadi kental dengan gaya pop-disco tahun 1970 hingga 1980an.
Sementara itu, Om Robo (Southern Beach Terror/Sundancer) turut berpartisipasi mengisi gitar, dibantu musisi kolaborator lainnya seperti Panji Wisnu (kibor/synth), Rezki Delian (perkusi), dan Andri (pencak tarompet).
“Beruntungnya, penulisan dan produksi lagu ini dibantu oleh Ricky Virgana yang memang sudah mumpuni di area itu. Kami mencari jalan tengah di antara musik disco dan gitar becek ala The Panturas,” kata Kuya.
“Semoga albumnya bisa diterima dan pendengar The Panturas hari ini masih tetap bisa menikmati musik kami tanpa kendala perbedaan bahasa,” imbuhnya.
Rilisan EP “Galura Tropikalia” juga direncanakan hadir dalam bentuk tur dan showcase, dengan harapan bisa dibawakan langsung di hadapan para pendengar di berbagai Kota di Indonesia atau bahkan ke luar negeri.