Bagikan:

JAKARTA - Gabriella Ekaputri mengajak pendengar untuk merasakan sekaligus merayakan patah hati. Lewat single terbaru berjudul “Burning Room”, dara 23 tahun ini menusuk hati dengan sebuah komposisi ballad.

Di single keduanya dalam karier musik ini, Gabriella menggandeng dua musisi asal Swedia, Linnea Gawell dan Jonas Peker sebagai penulis lagu tersebut. Nuansa sendu terbangun lewat aransemen piano, strings dan pad yang membungkus liriknya.

Berbeda dengan “Me & U” yang danceable dan fokus pada kemampuan dance Gabriella Ekaputri, “Burning Room” merupakan lagu bertempo lambat yang menonjolkan kemampuan olah vokal Gabriella Ekaputri lebih jauh lagi.

“Saat mendengar demo lagu ini, jujur saja aku jadi tertantang, mungkin bisa dibilang ini kayak, ok, techincal banget, nih. Tetapi pas dikerjakan ternyata bisa, dan puas banget sama hasilnya,” ujar Gabriella Ekaputri dalam siaran tertulis yang diterima VOI.

Lirik tentang sebuah hubungan yang sudah tidak bisa diselamatkan jadi tema utama. Lagu ini mengisahkan bagaimana sebuah pasangan yang tadinya sangat mencintai satu sama lain hingga pada akhirnya perlahan-lahan hubungan mereka memburuk sampai di titik mereka merasa tidak bisa mengenali satu sama lain.

“Jadi ini tuh tentang putus cinta, broken heart, sebuah perpisahan dari perjalanan cinta yang tidak bisa disatukan lagi, bahkan ending-nya itu bisa bikin antara satu sama lain tidak saling mengenal. Pahit banget, sih. Namun, itu jalan yang harus dipilih,” cerita Gabriella.

Dari aspek estetika visual, video musik single ini menyajikan konsep menarik. Dikerjakan oleh YouKnowWho dengan mendapuk David Christover dan Gaby Cristy sebagai sutradaranya, Gabriella mengajak pendengar larut dalam suasana sendu yang artistik.

“Tentu saja aku berharap single ini bisa didengar banyak orang, dan juga bisa menjadi penguat buat mereka yang mengalami hal sama dengan cerita di single “Burning Room” ini. Karena, tidak selamanya cinta itu manis, namun jangan pernah putus asa dengan cinta,” harap Gabriella Ekaputri.