Bagikan:

JAKARTA - Basis penggemar (fanbase) yang loyal dan militan jadi modal besar sebuah grup untuk tetap bertahan di industri musik.

Mocca jadi salah satu contoh yang tepat untuk menggambarkan hubungan yang baik antara artis dengan basis penggemarnya.

Riko Prayitno dengan jelas menyebut fanbase jadi alasan Mocca tetap bertahan selama 25 tahun, meski diakui kesadaran akan pentingnya penggemar tidak dirasa sejak awal.

“Sebenarnya, Mocca itu rada terlambat menyadari bahwa pentingnya fanbase. Kita tuh baru sadar pentingnya fanbase di album ketiga,” kata Riko Prayitno dalam acara Bisik Bisik yang diselenggarakan FESMI di Thamrin, Jakarta Pusat baru-baru ini.

Riko menyebut ada beberapa penggemar yang menginisiasi kegiatan sendiri untuk menikmati karya-karya Mocca. Dia menyebut proses tersebut berjalan organik.

“Waktu Arina pergi ke Amerika, terus tiba-tiba ada beberapa orang yang inisiatif kumpul di taman untuk mempelajari lagu Mocca. Mereka bawa alat musik masing-masing untuk mainin lagu kita Nah, akhirnya kita mampir untuk ngajarin mereka,” tutur Riko.

Tidak hanya itu, Riko juga menyebut penggemarnya beberapa kali mengadakan pertunjukan kecil dan mengundang Mocca untuk tampil.

“Jadi, kita tinggal datang dan main aja,” katanya.

Mocca juga pernah mengundang basis penggemarnya untuk menyaksikan para personel berlatih. Kegiatan ini dianggap cukup efektif untuk menjalin komunikasi dan memperluas jangkauan basis penggemar.

Sebagai informasi, Mocca yang terbentuk di Bandung pada akhir tahun 1990an, meluncurkan album pertama dengan tajuk My Diary di tahun 2002.

Selama 25 tahun, Mocca telah menelurkan enam album studio, dan masih tampil di beberapa festival musik besar sampai saat ini.