Petisi Diluncurkan untuk Batalkan Deportasi Grup DJ dari Taiwan yang Manggung tanpa Izin
Ilustrasi (Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Sebuah petisi diluncurkan sebagai cara untuk membatalkan deportasi grup DJ, Velvet Collective, dari Taiwan.

Dalam postingan Instagram yang sekarang dihapus yang dibuat oleh DJ Prancis-Taiwan Nathan Alzon (per Mixmag), dia mengklaim bahwa Daniel, Chupis, dan YuHan dari Velvet Collective dipaksa meninggalkan Taiwan dalam dua pekan ke depan.

Ancaman deportasi diduga terjadi “karena adanya peristiwa yang dilaporkan di mana mereka berbaur di atas panggung tanpa izin pertunjukan khusus”.

“Setelah acara yang kami selenggarakan pada Agustus, tiga teman tersayang kami dan anggota Velvet Collective dijatuhi hukuman berat karena dideportasi dari Taiwan dengan pemberitahuan 14 hari, semua karena mereka mengejar hasrat untuk tampil di atas panggung,” Alzon menulis.

Dia melanjutkan dengan menambahkan, Velvet Collectiv tidak menyadari bahwa diperlukan izin untuk tampil di sana dan mengatakan ketiga anggotanya memiliki visa ARC yang mereka yakini cukup digunakan untuk bekerja.

“Kurangnya informasi kini telah membawa kami ke dalam situasi yang tidak menguntungkan,” dia melanjutkan.

Petisi yang dibuat “mencari keadilan” bagi ketiga DJ tersebut dan menyerukan otoritas terkait di Taipei, Taiwan, untuk “mempertimbangkan kembali keputusan mereka berdasarkan keadaan ini”.

Mereka juga mendesak pihak berwenang untuk “memberikan pedoman yang jelas mengenai izin kerja sehingga seniman lain tidak menghadapi situasi serupa di masa depan,” dan menambahkan: “Kami percaya bahwa seniman harus didorong dan didukung, bukan dihukum karena mereka tidak mendapat informasi tentang persyaratan hukum tertentu.”

Berbicara tentang Daniel, Chupis dan YuHan, Alzon berkata: “Mereka tidak hanya berperan penting dalam kancah musik elektronik Taiwan, tetapi juga bagi masyarakat Taiwan. Mereka telah melakukan lebih dari apa yang bisa diminta oleh masyarakat setempat dalam mengintegrasikan diri mereka ke dalam masyarakat Taiwan.”

“Mereka telah menjadi bagian penting dari komunitas dan kehidupan kita, dan mereka berhak menganggap Taiwan sebagai rumah mereka, sama seperti kita, penduduk setempat,” dia menambahkan.

Adapun petisi melalui Change.org itu berbunyi: “Konsekuensi dari deportasi ini tidak hanya berdampak pada VELVET COLLECTIVE, namun juga berdampak pada keragaman dan kekayaan dunia musik Taiwan yang dirayakan di seluruh dunia.”

“Kami meyakini bahwa seniman harus didorong dan didukung, bukan dihukum karena mereka tidak mendapat informasi tentang persyaratan hukum tertentu. Industri musik Taiwan sedang berkembang dan DJ memainkan peran penting di dalamnya. Menurut Asosiasi Musik Elektronik (AFEM), acara musik elektronik berkontribusi signifikan terhadap perekonomian Taiwan setiap tahunnya (sumber: AFEM).”