Bagikan:

JAKARTA - Mus Mujiono tampil dalam gelaran Jazz Gunung Bromo 2023 hari pertama pada Jumat, 21 Juli. Gitaris legendaris asal Surabaya itu membawakan delapan lagu dengan iringan SweetSwingNoff.

Pria yang akrab dipanggil Om Nono itu membuka penampilannya dengan lagu Puncak Asmara yang diciptakan oleh Oddie Agam. Penampilannya berlanjut dengan membawakan Mesra.

Ada yang unik dari penampilan kedua Mus Mujiono sepanjang terselenggaranya Jazz Gunung Bromo. Beberapa bara api terlihat mengelilingi tempatnya bernyanyi.

"Baru kali ini saya manggung bersama bara api. Jujur, memang dingin banget. Ini ketinggian kita kira-kira 2 ribu (mdpl)," ujar Mus Mujiono di sela penampilannya.

Bara api itu memang khusus disiapkan agar para musisi yang tampil bisa mengeluarkan kemampuannya secara maksimal. Mus Mujiono mengaku tangannya sudah kram sejak latihan, karena rendahnya suhu di Bromo. Sekitar 14 derajat celsius saat dia tampil.

“Ini jujur, tangan saya suka kram kalau kedinginan, terpaksa ininya (gitar) harus dinaikkan ke atas,” ucap Mus Mujiono.

Namun begitu, Mus Mujiono tetap berhasil mengajak penonton bernostalgia dengan lagu-lagu yang dibawakannya.

Mus Mujiono (Instagram @jazzgunung)

Setelah membawakan dua lagu di atas, Mus Mujiono melanjutkan penampilannya dengan membawakan lagu Beyond The Sea milik George Benson, Lestari, dan Kunyatakan Cinta dan Keraguan.

Adapun, dua lagu terakhir yang dibawakan adalah Arti Kehidupan dan Tanda-Tanda, dua lagu hits yang sangat melekat bagi para penggemarnya.

Usai penampilannya, Mus Mujiono menyebut Jazz Gunung Bromo sebagai salah satu festival musik yang menantang, mengingat lokasi acara yang berhawa dingin.

“Festival ini unik, yang mana kita harus bermain di hawa dingin dan alam terbuka. Jadi otomatis kendala di fisik dan jari-jari kita,” kata Mus Mujiono.

“Saya sebagai gitaris merasakan jari-jari saya ini ada masalah kalau nggak dilindungi atau diperhatikan. Dari latihan tadi saya sudah merasakan kram di jari-jari saya,” sambungnya.

Namun begitu, ia melihat festival ini sebagai acara musik yang unik. Mus Mujiono pun mendukung agar Jazz Gunung Bromo terus berlanjut.

“Tantangannya luar biasa, tapi unik dan asyik mainnya,” ucap Mus Mujiono.

“Buat saya pribadi, moto dari Jazz Gunung Bromo itu untuk mengangkat atau menggabungkan musik tradisional dengan musik universal. Mudah-mudahan ke depan niatan yang baik ini bisa terwujud,” pungkasnya.

Selain Mus Mujiono. Hari pertama perhelatan Jazz Gunung Bromo 2023 menampilkan Salma Salsabil, Deredia, Henk Kraaijeveld Quientet, Blue Fire Project By Bintang Indrianto Feat. Atiek CB, dan ditutup oleh Ardhito Pramono.

Atiek CB (Instagram @jazzgunung)