7 Etika Memakai Lampu Dim yang Harus Diperhatikan
Ilustrasi lampu dim mobil (Unsplash)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Etika menyalakan lampu dim mobil jadi salah satu hal yang kerap diabaikan oleh pengemudi. Padahal etika tersebut diperlukan sebagai salah satu cara untuk menjaga keselamatan dalam berkendara. Lalu bagaimana etika yang tepat menggunakan lampu dim?

Etika Memakai Lampu Dim

Lampu dim memiliki nama lain yakni high beam atau lampu jauh. Seperti namanya, lampu dim adalah salah satu jenis lampu pada kendaraan terutama mobil yang berfungsi untuk meningkatkan visibilitas dalam berkendara.

Letak unit lampu dim biasanya jadi satu dengan lampu kota dan diaktifkan dengan tuas tersendiri. Lampu ini berbeda dengan lampu kota karena lampu dim mampu menghasilkan cahaya yang lebih terang dengan intensitas yang tinggi. Oleh karena itu penggunaan lampu dim tidak boleh sembarangan dilakukan karena akan mengganggu pengendara lain yang ada di depan.

Karena alasan keselamatan pengendara harus tahu etika menyalakan lampu dim agar tak terjadi kecelakaan. Berikut ini beberapa etika menyalakan lampu dim yang harus diperhatikan.

  1. Intensitas dan Durasi Penyalaan Dim

Lampu dim memang sangat membantu pengendara untuk melihat jalur lintasan yang akan dilewati. Akan tetapi perlu diketahui bahwa lampu dim boleh dinyalakan hanya dalam waktu singkat dan seperlunya. Selain itu intensitas penggunaan lampu dim juga tak perlu terlalu sering. Anda bisa menyalakan lampu ini saat kondisi terpepet.

  1. Tidak Boleh Dinyalakan untuk Mengganti Peran Lampu Utama

Lampu dim dan lampu utama memiliki fungsi yang berbeda. Fungsi keduanya tak bisa ditukar, termasuk menjadikan lampu dim sebagai lampu utama. Saat lampu utama mengalami masalah, pengendara disarankan untuk memperbaiki lampu utama sesegera mungkin. Tidak dibenarkan menyalakan lampu dim selama perjalanan.

  1. Boleh Dinyalakan di Area Blind Spot

Saat menjumpai lintasan blind spot, pengendara boleh menyalakan lampu dim. Fungsinya adalah untuk meningkatkan visibilitas sekaligus memberikan tanda kepada pengendara yang berjalan melawan arah Anda.

  1. Boleh Dinyalakan di Lintasan Sulit

Penggunaan lampu dim memang kerap dimanfaatkan saat melalui jalur sulit seperti jalug pegunungan yang menanjak dan berkelok. Lampu ini akan membantu meningkatkan pandangan pengemudi di lintasan yang gelap, berkelok, dan menanjak. Namun di jalanan perkotaan lampu ini tidak begitu perlu dinyalakan mengingat di area perkotaan telah banyak lampu penerangan jalan.

  1. Untuk Melihat Petunjuk Jalan

Pengendara juga bisa menyalakan lampu dim untuk melihat petunjuk jalan dari kejauhan karena biasanya petunjuk jalan tidak terlihat atau karena letaknya yang terlalu tinggi. Namun Anda cukup menyalakan dim hanya satu kali kedipan dengan durasi yang singkat.

  1. Kode Singkat untuk Pengendara Lain

Lampu dim juga boleh digunakan untuk memberikan kode atau sinyal tertentu bagi pengendara lain. Misalnya, mobil di depan Anda memiliki masalah yang tak disadari si pengendara. Anda bisa menyalakan dim singkat sebanyak tiga kali kedipan, setelah itu Anda bisa menyejajarkan kendaraan dan memberitahukan masalah yang ada pada kendaraannya.

  1. Jangan Dim saat Menyalip

Dilarang menyalakan lampu dim saat menyalip kendaraan di depan. Pasalnya lampu dim yang dinyalakan saat menyalip kendaraan akan membuat penglihatan pengemudi yang menuju ke arah Anda akan bermasalah. Saat hal itu terjadi, pengendara dari depan bisa kaget dan langsung banting stir. Tentu kejadian itu sangat merugikan, bukan?

Itulah informasi terkait etika memakai lampu dim. Kunjungi VOI.ID untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.