Sejarah Panjang Tembok Besar
Tembok Besar China (Sumber:Wikimedia Commons)

Bagikan:

JAKARTA - Tembok Besar China kerap disebut sebagai satu-satunya objek buatan manusia yang terlihat dari luar angkasa. Fakta-fakta lain terkait Tembok Besar China masih banyak jadi pertanyaan. Tujuan pembangunan Tembok Besar China, misalnya. Atau, di mana ujung Tembok Besar China. Ini dia sejarah panjang Tembok Besar China.

Terkait dengan penampakan Tembok Besar China dari luar angkasa, lewat situs resminya, NASA menjelaskan, kenyataannya sangat sulit membedakan Tembok Besar China dengan objek lain dalam fotografi astronot. Alasannya, bahan yang digunakan dalam Tembok China memiliki warna dan tekstur yang mirip dengan warna tanah yang mengelilingi tembok tersebut.

Terlihat atau tidaknya Tembok China dari luar angkasa tidak mengurangi keperkasaannya. Tembok Besar China masih jadi benteng kuno yang memiliki panjang lebih dari 20 ribu kilometer yang menjadikannya sebagai tembok terpanjang di dunia. Terletak di China Utara, Tembok Besar China menjadi simbol yang paling dikenal dari China dan salah satu situs warisan dunia UNESCO.

Tidak hanya ukurannya. Tembok Besar China juga memiliki sejarah yang panjang. Melansir History, Kamis, 25 Juni, Tembok Besar China awalnya dibangun oleh Kaisar Qin Shi Huang pada abad 3 SM. Tembok Besar China dibangun sebagai cara mencegah serangan dari masyarakat nomaden yang biadab.

Bagian Tembok Besar yang paling terkenal dan paling terpelihara dibangun pada abad ke-14 hingga 17 M, yaitu di bawah pemerintahan Dinasti Ming. Meskipun Tembok Besar tidak pernah secara efektif mencegah penjajah memasuki China, tembok tersebut berfungsi sebagai simbol kekuatan abadi peradaban China.

Dibuat dengan sebagian besar tanah dan batu, tembok itu membentang dari pelabuhan Laut Shanhaiguan di Laut Cina sepanjang lebih dari 4,8 kilometer ke arah barat, yakni Provinsi Gansu. Di beberapa area strategis, bagian dinding tumpang tindih untuk keamanan maksimum.

Tembok Besar China (Bruce Rottgers/Unsplash)

Tembok Besar China selama berabad-abad

Seiring kematian Qin Shi Huang dan jatuhnya Dinasti Qin, banyak bagian Tembok Besar China yang rusak. Setelah jatuhnya Dinasti Han kemudian, serangkaian dari bangsa lain di perbatasan merebut kendali di China Utara. Yang paling kuat adalah Dinasti Wei Utara, yang memperbaiki dan memperluas tembok untuk mempertahankan diri dari serangan dari bangsa-bangsa di perbatasan.

Kerajaan Bei Qi (550-577) membangun dan memperbaiki lebih dari 1.448 kilometer tembok. Sementara, Dinasti Sui yang berumur pendek (581–618) memperbaiki dan memperpanjang Tembok Besar beberapa kali.

Dengan jatuhnya Sui dan kebangkitan Dinasti Tang, Tembok Besar kehilangan perannya sebagai benteng. Hal tersebut dikarenakan China mengalahkan Bangsa Tujue di utara dan memperluas kekuasaan ke perbatasan asli yang telah dilindungi tembok.

Selama Dinasti Song, China dipaksa menarik diri di bawah ancaman dari orang-orang Liao dan Jin ke utara, yang mengambil alih banyak daerah di kedua sisi Tembok Besar. Dinasti Yuan (Mongol) yang kuat (1206-1368), didirikan oleh Jenghis Khan, akhirnya menguasai seluruh China serta sebagian Asia dan sebagian Eropa.

Meski Tembok Besar tidak begitu penting bagi bangsa Mongol sebagai benteng militer, bala tentara tetap ditugaskan melindungi tembok itu. Tembok tersebut digunakan untuk melindungi para pedagang yang bepergian di sepanjang rute perdagangan Jalur Sutra.

Bentuk Tembok Besar seperti yang dikenal saat ini dimulai sekitar 1474. Setelah fase awal ekspansi teritorial, penguasa Ming mengambil sikap defensif dan reformasi dengan perluasan Tembok Besar.

Tembok Besar oleh Ming membentang dari Sungai Yalu di Provinsi Liaoning ke tepi timur Sungai Taolai di Provinsi Gansu, dan meliuk-liuk dari timur ke barat melalui Liaoning, Hebei, Tianjin, Beijing, Mongolia Dalam, Shanxi, Ningxia dan Gansu.

Selama bertahun-tahun, banyak jalan yang dipotong untuk dilalui dinding di berbagai titik. Selain itu, banyak bagian tembok yang semakin memburuk setelah berabad-abad diabaikan. Bagian paling terkenal dari Tembok Besar China yang kerap dikunjungi turis adalah area Badaling, terletak 70 kilometer di barat laut Beijing, yang mana sempat dibangun kembali pada akhir 1950-an.