Kentalnya Unsur Sunda pada Lambang Universitas Padjadjaran
Kampus Universitas Padjadjaran (Sumber: Wikipedia)

Bagikan:

JAKARTA - Universitas Padjajaran (Unpad) sangat kental dengan unsur budaya sunda. Wajar saja, pasalnya kampus ini didirikan di Bandung Jawa Barat dan atas aspirasi masyarakat Jawa Barat. Tapi pertanyaannya di mana saja letak unsur sunda selain pada nama universitas itu sendiri?

Mari kita mulai dari sejarahnya dulu. Pada 1950-an, di Bandung memang sudah ada beberapa perguruan tinggi seperti Fakultas Teknik dan Fakultas MIPA yang merupakan bagian dari Universitas Indonesia (UI) dan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG). Namun masyarakat menghendaki sebuah universitas negeri yang menyelenggarakan pendidikan lintas disiplin ilmu. 

Ditambah lagi pemerintah pada waktu itu merasa perlu adanya universitas negeri di Bandung, terutama setelah penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika tahun 1955 di sana. Oleh karena itu seperti dilansir laman Unpad pada 14 Oktober 1956 terbentuklah Panitia Pembentukan Universitas Negeri (PPUN) di Bandung. Lalu pada 3 Desember 1956, panitia membentuk delegasi yang terdiri dari Prof. Muh. Yamin, Mr. Soenardi, Mr. Bushar Muhammad, dan beberapa orang tokoh masyarakat Jawa Barat lainnya. 

Tugas mereka menyampaikan aspirasi rakyat Jawa Barat tentang pendirian universitas negeri di Bandung kepada Pemerintah, DPR Kabupaten dan Kota Besar Bandung, Gubernur Jawa Barat, Presiden UI, Ketua Parlemen, Menteri PPK, bahkan kepada Presiden Republik Indonesia. Singkatnya, pada 11 September 1957, Universitas Padjadjaran (Unpad) lahir. 

Adapun nama “Padjadjaran” diambil dari nama Kerajaan Sunda, yaitu Kerajaan Padjadjaran yang dipimpin oleh Prabu Siliwangi atau Prabu Dewantaprana Sri Baduga Maharaja di Pakuan Padjadjaran (1473-1513 M). Nama ini adalah nama yang paling terkenal dan dikenang oleh rakyat Jawa Barat, karena kemashuran sosoknya di antara raja-raja yang ada di tatar Sunda ketika itu.

Arti Lambang

Selain namanya yang sudah terang-terangan diambil dari Kerajaan Sunda, unsurnya juga tertanam pada lambang Unpad. Yakni gambar simbol pusaka sunda, kujang.

Dahulu kala pusaka ini merupakan simbol kejayaan sebuah Kerajaan Pajajaran. Sementara kujang dalam lambang Universitas Padjadjaran mengandung makna kekuatan dan keberanian untuk melindungi hak dan kebenaran. 

Selain kujang, masih ada lima bagian lagi dari lambang Universitas Padjajaran. Diantaranya obor, sayap atau daun, roda, bunga teratai, dan pentagon.

Obor melambangkan ilmu yang menjadi penerang kehidupan yang membawa pada keluhuran budi. Kemudian sayap atau daun ialah sindiran terhadap Kota Pakuan yang mengandung kata “paku” yang merupakan pusat kebesaran dari Keprabuan Padjadjaran. Sedangkan daun paku adalah sayap yang memiliki arti senantiasa berusaha mencapai taraf atau mutu yang lebih tinggi.

Sementara itu makna roda adalah kemasyarakatan. Roda yang senantiasa bergerak berputar melambangkan proses dinamika Unpad. 

Lalu bunga teratai yang ketika sedang mekar dapat berarti jaya abadi, suci sepanjang masa, lambang kebudayaan dan pendidikan. Terakhir, pentagon yang berbentuk segi lima melambangkan Pancasila. 

Pengejawantahan

Unsur Sunda juga diejawantahkan baik secara fisik dari kampusnya dan maupun lewat tradisi. Seperti dijelaskan Eny Ratnasari dkk dalam "Budaya Organisasi Universitas Padjajaran" (2019) menegaskan betapa kentalnya nuansa Sunda di kampus ini. 

Pada gaya bangunan Unpad misalnya, banyak yang dibuat dengan konsep yang mengangkat kearifan lokal dalam arsitektur modern. Konsepnya lebih esensial dan egaliter sesuai dengan sifat orang sunda. 

Selain itu, unsur sunda juga terasa dari tradisi. Sebut saja salah satunya mengenai tradisi perayaan dies natalis bertajuk “Unpad Bersyukur”. Acara ini meliputi donor darah dan pemeriksaan darah, shalat maghrib berjamaah, renungan dan kontemplasi musikal. 

Kemudian dalam setiap acara formal yang dilakukan di Unpad selalu menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya, Hymne Unpad. Selain itu, Karatagan Padjadjaran selalu diperdengarkan. "Unpad pernah melakukan upacara dengan menggunakan Bahasa Sunda pada upacara penganugerahan gelar Honoris Causa," tulis Eny dkk (2019). 

Terakhir, yang sudah pasti ada semangat sundanya adalah pada Seni Budaya. Misal Seni Budaya Rumawat Padjadjaran yang memang sengaja dibuat untuk melestarikan kesenian sunda seperti pertunjukan puisi, dongeng, teater, musik, monolog, carita pondok, fiksi mini hingga sisindiran.