Bagikan:

JAKARTA - Umat Islam senantiasa memiliki misi memakmurkan masjid. Keutamaan itu hadir karena masjid bukan melulu tempat ibadah, tapi pusat kebudayaan. Helmi Hasan mengamininya. Wali Kota Bengkulu era 2013-2018 (periode pertama) itu sempat prihatin masjid di Bengkulu kerap sepi.

Adik dari Zulkifli Hasan (Zulhas: Politisi dari Partai Amanat Nasional) memiliki gebrakan baru. Ia mencoba mengajak warga Bengkulu ikut lomba salat zuhur tiap Rabu di Masjid At Taqwa berhadiah mobil. Hasilnya masjid jadi ramai tiap hari lomba. Sekalipun banyak pula yang mengecam.

Masjid tak hanya dikenal sebagai tempat ibadah. Masjid bisa jadi pusat kebudayaan. Bahkan, umat Islam menyakini barang siapa yang kerap memakmurkan masjid dengan sholat berjamaah dianggap orang beriman.

Tiada keraguan untuk itu. Helmi Hasan meyakini benar keutamaan memakmurkan masjid. Masalah muncul. Wali Kota Bengkulu itu kerap melihat masjid di Bengkulu sepi. Kegiatan keagamaan pun seadanya.

Suatu tanda-tanda potret masjid sebagai pusat kebudayaan mulai mundur. Apalagi, belakangan Bengkulu dikenal sebagai wilayah dengan aksi kriminal tinggi. Helmi pun coba putar otak. Ia ingin menegaskan program Bengkulu-ku Religius. Aksi blusukan dari masjid ke masjid dilakukan.

Helmi Hasan yang pernah menjabat sebagai Wali Kota Bengkulu era 2013-2023. (ANTARA)

Ia berjumpa pula dengan kaum alim ulama yang jadi pengurus masjid di berbagai tempat. Helmi banyak menyerap masukan demi masukan. Keinginan Helmi mememakmurkan masjid meninggi. Ide salat zuhur tiap hari rabu di Masjid At Taqwa Bengkulu berhadiah digulirkan.

Idenya pun mendapatkan tanggapan positif kaum alim ulama. Langkah itu dianggap bisa jadi stimulus warga Bengkulu kembali meramaikan masjid. Hadiahnya tiga unit mobil (belakangan jadi satu mobil), paket haji, dan umrah disiapkan.

Lomba itu diluncurkan pada 12 Februari 2014. Ribuan peserta memadati Masjid At Taqwa. Sekalipun pesertanya masih didominasi oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS). Panitia acara pun menyiapkan segalanya.

Truk tangki air pun disiagakan mengingat peserta lomba sholat zuhur tiap Rabu meninggi. Namun, kondisi masjid tetap sepi saat salat zuhur di hari lainnya.

"Kalau hari biasa maksudnya bukan Rabu, salat zuhur sepi, paling banyak satu setengah saf (baris), satu saf di masjid ini berjumlah 24 orang. Masjid ini ramai jika Rabu tepat shalat dzuhur, atau Senin magrib karena ada acara buka bersama Pak Wali Kota, selebihnya ya sepi," Pengurus Masjid At-Taqwa, Aidi sebagaimana dikutip laman kompas.com, 13 Februari 2014.

Banjir Kecaman

Lomba salat zuhur yang berlangsung punya syarat dan ketentuan yang berlaku. Barang siapa yang salat zuhur berjamaah sebanyak 42 kali berturut-turut di Masjid At Taqwa berpeluang mendapat hadiah umrah. Mereka yang sampai 52 kali berturut salat zuhur akan diberangkat haji.

Nantinya, mereka yang bisa konsisten tak pernah telat dan selalu tepat waktu ke masjid berhak mendapatkan mobil berjenis Toyota Innova yang mulanya milik istri Helmi. Perjalanan lomba salat berhadiah memunculkan pro dan kontra.

Mereka yang mendukung menganggap lomba salat dianggap wajar karena sifatnya stimulus orang ramai-ramai ke masjid. Mereka yang mengecam tak sedikit. Kecaman bahkan muncul dari Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) cabang Bengkulu.

MUI Bengkulu mengganggap lomba salat berjamaah rentan diskriminasi dan rentan bias gender. Narasi itu didengungkan karena lomba yang dibuat justru membuat iri penganut agama lainnya. Kemudian, lomba itu dianggap tak juga menguntungkan kaum wanita – karena wanita ada siklus menstruasi.

Kaum wanita jadi tak bisa memenuhi syarat sholat zuhur tiap rabu berturut-turut. MUI Bengkulu pun menegaskan ide lomba itu tak lebih dari sifat ria (sombong) saja. Salat berjamaah harusnya jadi kesadaran sendiri, bukan dipaksa dengan iming-iming hadiah.

Hadirnya lomba salat zuhur berhadiah dianggap pula sebagai bukti Wali Kota Bengkulu kurang kerjaan. Harusnya Wali Kota Bengkuli bisa membuat banyak program untuk kesejahteraan rakyat. Bukan sibuk ikut campur urusan keimanan umat Islam.

Lomba itu berakhir pada 7 Oktober 2015. Pemenang mobil pun sudah ditentukan. Namun, kritik atas kontroversialnya ide Helmi Hasan masih terus saja hadir.

"Dalam agama itu kan hal yang paling utama dilakukan dalam sebuah ibadah adalah pemahaman (kognitif), lalu afektif (sikap dan nilai), lalu pada psikomotorik dalam artian kesadaran, bukan pada iming-iming tertentu, termasuk hadiah.”

“Kita menginginkan Wali Kota menjelaskan bahwa hadiah tersebut merupakan rangsangan agar kesadaran religius masyarakat meningkat. Begitu juga dengan umat beragama lain," ujar Ketua MUI Bengkulu, Rohimin mengingatkan Wali Kota Bengkulu sebelum lomba berjalan sebagaimana dikutip laman Kompas.com, 10 Februari 2014.