Sejarah Panjang Mercedes-Benz hingga Sampai Ke Indonesia
Logo andalan Mercedes Benz (Detha Arya Tifada/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Mercedes-Benz masih mendominasi pasar otomotif, sebagai mobil mewah asal Jerman. Jelas saja tak sedikit warga dunia memiliki angan-angan untuk bisa memiliki satu mobil mewah dari A Class, B atau hingga seri teranyar Slk AMG yang harganya miliaran rupiah.

Sayangnya, mimpi saja takkan cukup karena butuh usaha yang lebih keras dari biasanya, jikalau ingin membawa pulang satu atau dua koleksi dari mobil mewah asal Jerman tersebut. Betapa tidak, berbicara Marcedes-Benz saat ini, sudah tentu membawah serta kemewahan, kenyamanan, inovasi, serta harga yang mahal dalam setiap mobilnya. 

Namun, orang-orang takkan menyangka bahwa untuk menduduki posisi saat ini, Mercedes-Benz telah melalui jalan terjal, yang membuat empunya perusahaan, Karl Benz jatuh bangun dalam membangun citra dari perusahaan mobil mewahnya ini.

Jauh sebelum kemewahan itu, seorang pria yang bernama lengkap Karl Friedrich Benz, lahir di Mhlburg-Karlsruhe, Jerman, pada 25 November 1844. Lahir sebagai yatim piatu, Benz kecil tumbuh dengan mengikuti jejak ayahnya yang seorang insinyur kereta api.

Karl Friedrich Benz (pendiri Mercedes Benz/wikimedia)

Benz sempat mengenyam pendidikan di teknik mesin di University of Karlsruhe pada 30 September 1860. Selama masa kuliah, Benz yang mulai terpesona dengan mesin. Ia pun memulai karir pertamanya sebagai teknisi yang memperbaiki jam tangan dan jam dinding.

Baru setelahnya, Benz turut membangun sebuah studio foto yang mendaulat sebuah kamar gelap sebagai tempatnya mencetak foto-foto liburan dari turis yang berkunjung ke Schwarzwald, sebuah kota yang dekat dengan tempat tinggalnya.

Benz punya satu mimpi, dirinya berniat untuk menciptakan 'kereta tanpa kuda'. Di mana saat itu kuda menjadi satu-satunya kendaraan untuk menarik gerobak atau pedati, selain kereta uap untuk perjalanan jarak jauh. 

Setali dengan itu, Benz mulai melakukan risetnya saat bekerja di perusahaan kereta dan pompa di Mannheim, Jerman, pada 1871. Berdasarkan hal itu, Benz mendirikan Mannheim Gas Engine Manufacturing Company, yang bertujuan untuk mengembangkan 'kereta tanpa kuda' namun gagal. 

Kegagalan demi kegagalan didapatnya pada usaha berikutnya pada Oktober 1883, di mana ia mendirikan perusahaan bernama "Benz and Company." Hingga tepat pada tahun 1885, ia memulai debut membuat mobil bermotor dengan roda tiga yang revolusioner bernama Benz Patent-Motorwegen dan disitulah pintu kesuksesan awal mulai mengintai hidupnya.

Mesin pertama Mercedes Benz (Detha Arya Tifada/VOI)

Mobil Pertama di Dunia

Tepat pada tahun 1886 lalu, Karl Benz mengajukan paten kendaraan bermotor roda tiga yang ia ciptakan di Berlin. Langkahnya itu, membuatnya terkenal diseantero dunia karena mampu mewujudkan mimpinya melahirkan “kereta tanpa kuda” yang kini berwujud sebuah mobil pertama di dunia.

Saat itu, Benz Patent-Motorwagen telah menjadi simbol kepioniran dari semangat kesempurnaan. Pada waktunya, kendaraan bermotor roda tiga ini, menjadi motor penggerak yang menjadi penanda lahirnya era baru. bahkan, tak membutuhkan waktu lama Benz dan Gottlieb Daimler –Pendiri Marcedes Benz-- juga membuat kendaraan bermotor roda empat pertama.

Prihal Tenaga Benz Patent-Motorwagen, tentu tak bisa disamakan dengan era kekinian. Waktu itu tenaganya masih bersumber dari mesin 954 cc satu silinder empat langkah. Hal yang menarik, justru terletak pada desain kendaraan, yang memiliki fitur utama berupa sebagian besar mesin pembakaran internal seperti saat ini.

Termasuk didalamnya kruk as (crankshaft) dengan penyeimbang, pengapian listrik dan pendingin air, sehingga mobil ini dapat menghasilkan tenaga maksimal sebesar 0,55 kW pada 400/menit.

Jikalau menggunakan standar masa tersebut. Mesin itu sangatlah ringan, apalagi dengan berat sekitar 100 kilogram saja. Selebihnya, hadirnya fitur khas lain seperti bak mesin terbuka, katup intake yang dapat digeser dengan gagang yang eksentrik, katup pembuangan yang dioperasikan oleh cakram cam, pelatuk klep dan pushrod, serta menggunakan sistem pelumasan tetes ialah bentuk revolusioner pada zamannya.

Kerennya lagi, Rancangan Benz itu telah menggunakan roda yang sangat besar terpasang secara horizontal pada sasis, karena ia khawatir efek giroskopik dari pemasangan secara vertikal akan mengganggu kemudi dan stabilitas kendaraan.

Jelas, Mobil pertama ini ialah karya revolusioner, karena hanya butuh sekitar 10 liter bensin untuk setiap 100 kilometer perjalanan. Dan bagi siapa saja yang penasaran dengan mobil ini, replikanya dari Benz Patent-Motorwagen sudah bisa dilihat mulai tanggal 8 hingga 15 Februari 2020 dalam pameran bertajuk "Perjalanan menuju 50 tahun kesuksesan Mercedes-Benz di Indonesia" di Museum Nasional Indonesia. Jadi, pastikan Anda melihat langsung salah satu mobil bersejarah di dunia ini.

Mobil pertama Mercedes Benz, Benz Patent-Motorwagen (Detha Arya Tifada/VOI)

Tonggak Sejarah Mercedes-Benz di Indonesia

Benz Victoria Phaeton adalah mobil Marcedes-Benz yang pertama kali merasakan aspal nusantara pada tahun 1894. Hal yang mengejutkan bukan dari gemercik dana yang digunakan untuk mengimpor mobil tersebut dari Eropa yang bernilai 10.000 Gulden lewat Pröttle & Co., sebuah perusahaan yang berlokasi di Passer Besar di Surabaya.

Terlebih, karena yang menjadi pemesan mobil merupakan orang Indonesia. Siapa lagi kalau bukan Sultan Surakarta, Pakoe Boewono X, yang saat itu sangat tertarik dengan “kereta tanpa kuda” bertenaga 5 hp, bermesin satu silinder dengan perpindahan 2,0 liter dan dilengkapi dengan ban karet yang keras.

Pemandangan yang menarik itu terlihat saat mobil ini pertama kali mengaspal. Banyak diantara orang Jawa pun sungguh takjub melihat sebuah kereta berjalan sendiri dan tanpa ditarik oleh seekor kuda. Sehingga orang di Jawa menyebutnya sebagai Kereta Setan.

Setelahnya, barulah 13 tahun kemudian disusul oleh kendaraan lain dari Mercedes-Benz, yakni pada tahun 1907. Kendaraan tersebut bernama Britze Daimler, yang bertenaga mesin 4-silinder 45 hp. Dan lagi-lagi, Mobil ini juga merupakan milik dari Pakoe Boewono X.

Dari situlah, satu demi satu seri awal Mercedes-Benz hingga seri teranyar, secara bertahap mulai mengaspal di seluruh pelosok Indonesia. Bersamaan dengan itu tonggaks sejarah itu, paling tidak telah membuktikan bahwa mimpi "kereta tanpa kuda” ala Benz benar-benar dapat terwujud, dan terus berinovasi sampai detik ini.