Dua Ribuan Orang Mati setelah India Robohkan Masjid Babri di Ayodhya
Masjid Babri di Ayodhya, India (Sumber: Commons Wikimedia)

Bagikan:

JAKARTA - Pada 7 Desember 1992, gelombang protes yang diwarnai kekerasan terjadi setelah Masjid Babri, yang berada di Ayodhya, diruntuhkan pada 6 Desember 1992. Kerusuhan di seluruh negeri tidak bisa terhindarkan.

Tetapi reaksi paling tajam datang dari ibu kota keuangan negara, yang saat itu dikenal sebagai Bombay. Kerusuhan merenggut lebih dari sembilan ratus nyawa di kota itu. Total sebanyak dua ribu orang yang tewas di seluruh negeri.

Bebicara tentang Masjid Babri, lokasi masjid menjadi sumber pertikaian antara Muslim dan Hindu. Masjid Babri diklaim dibangun di atas tempat kelahiran Dewa Rama.

Mengutip Britannica, Senin, 7 Desember, konflik pertama yang tercatat antara komunitas agama Hindu dan Islam terjadi pada 1853, yaitu selama era transisi sosiopolitik di seluruh India. Selama Kerajaan Inggris atau pemerintahan Inggris langsung memimpin atas anak benua India, dibuat area terpisah untuk Muslim dan Hindu.

Pada 1949, setelah India dipartisi dan merdeka, gambar Rama dibawa ke dalam masjid. Dalam kontroversi berikutnya, situs tersebut ditutup untuk kedua komunitas, tetapi gambarnya tidak dihapus.

Sebuah kampanye diluncurkan pada 1984 untuk membongkar masjid dan membangun kuil Hindu sebagai gantinya. Gerakan ini mendapat momentum di tahun-tahun berikutnya, yang menyebabkan kerusuhan pada 1990 dan runtuhnya koalisi yang berkuasa di India.

Momentum tersebut juga membantu membawa Partai Bharatiya Janata ke tampuk kekuasaan di beberapa negara bagian, termasuk di Uttar Pradesh. Pada 6 Desember 1992, pasukan keamanan bersiaga ketika para aktivis dari kalangan Hindu merobohkan masjid.

Setelah perobohan inilah kerusuhan terjadi di mana-mana. Komite Srikrishna, yang dibentuk untuk menyelidiki kerusuhan mengidentifikasi adanya dua fase.

Yang pertama adalah reaksi Muslim setelah dihancurkannya Masjid Babri. Yang kedua, reaksi Hindu akibat pembunuhan Hindu Mathadi Kamgar (pekerja) oleh Muslim yang terjadi pada bulan Januari 1993. Kerusuhan menewaskan sekitar dua ribu orang, kebanyakan dari kalangan Muslim.

Pertempuran pengadilan

Serangkaian pertempuran pengadilan juga terjadi dalam dekade-dekade berikutnya. Tanah itu dibagi antara umat Hindu dan Muslim pada 2010 berdasarkan keputusan pengadilan tinggi.

Keputusan itu digugat lewat banding oleh pihak Hindu dan Muslim yang berperkara. Dan pada 2019 Mahkamah Agung memercayakan situs tersebut secara eksklusif kepada umat Hindu.

Pada 5 Agustus 2020, Perdana Menteri India Narendra Modi memberikan plakat menandai dimulainya pembangunan kuil Hindu di area Masjid Babri tersebut. Acara tersebut juga disebut-sebut memenuhi janji lama PM Modi dan partai nasionalis Hindunya.

Momen ini juga menandai satu tahun janji pemerintah untuk mengakhiri hak istimewa satu-satunya negara bagian di India yang berpenduduk mayoritas Muslim, Jammu dan Kashmir.

"Perampasan tanah dengan penilaian yang tidak adil, menindas, memalukan dan menenangkan mayoritas tidak dapat mengubah statusnya," kata Dewan Hukum Pribadi Muslim Seluruh India lewat akun Twitter. “Tidak perlu patah hati. Situasi ini tidak bertahan selamanya." 

Bagi banyak kalangan Hindu, pembangunan kuil di area Ayodhya ini menjadi momen kebanggaan. Hal tersebut dikarenakan setiap perayaan Diwali, umat Hindu di seluruh dunia merayakan kembalinya Dewa Rama ke Ayodhya sebagai kemenangan kebaikan atas kejahatan. 

Namun hal sebaliknya dirasakan umat Islam India. Kesedihan mereka abadi karena tempat ibadah yang dulu berdiri di sana lenyap. Perasaan sedih juga bercampur dengan kepasrahan.