Live Nation Dituntut karena Diskriminasi Ras dan Gender
Live Nation (tangkapan layar video Live Nation)

Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan hiburan dan produser konser asal Amerika Serikat, Live Nation dituntut oleh para pekerjanya karena diskriminasi ras dan gender. Pada Kamis, 9 Juli, Candace Newman selaku eksekutif menyatakan lingkungan pekerjaan yang 'beracun' membuat praktik diskriminasi antara karyawan sangat terasa.

Dalam gugatan yang diberikan, Newman menyebut ia dikritik jauh lebih keras dibandingkan rekan berkulit hitam dan pria lainnya. Hal ini yang membuat Newman mengeluhkan diskriminasi.

Namun, Newman terkena imbas PHK dari perusahaannya. Saat ditanya alasannya, PHK tersebut dilakukan karena pandemi yang masih berlangsung.

Melalui klaimnya, ia juga menceritakan di tahun 2015, ia membuat sebuah grup support perempuan di dalam perusahaan. Namun, ia dipanggil dan diminta untuk membubarkan grup yang ia buat. Katanya, hanya eksekutif yang berhak membuat grup seperti itu.

Tidak berhenti di situ, Newman mengalami sejumlah perlakuan yang salah dalam pekerjaannya. Gaji yang tidak sesuai dengan kapasitas dan waktu lembur yang tidak dibayar.

Pada 2018, Live Nation disebut menjadi perusahaan dengan pemberian gaji yang tidak setara. Walaupun mereka menyatakan akan berlaku adil, namun hingga tahun ini, Live Nation dikabarkan menggaji pekerja pria dengan nominal yang lebih besar dibandingkan pekerja wanita.

Live Nation menjawab, mereka merasa terkejut dengan klaim ini mengingat Newman masih menjadi karyawan di Live Nation. Mereka mengaku, melakukan PHK khususnya di divisi konser, karena pandemi COVID-19 yang berlangsung. Live Nation sebagai perusahaan hiburan terbesar mencoba menyelamatkan staf dengan memberi bantuan kesehatan dan lainnya.

“Kami menyatakan bias dan diskriminasi dalam klaim Newman tidak ditemukan. Live Nation berkomitmen sebagai antirasis dan organisasi yang adil dan kami terus berupaya menumbuhkan lingkungan di mana karyawan merasa nyaman dan berdaya,” ujar perwakilan Live Nation dikutip dari Pitchfork.

Meskipun kampanye Black Lives Matter berkumandang di Amerika Serikat, nyatanya diskriminasi masih menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Begitu juga dengan pekerjaan yang seharusnya bisa melindungi karyawannya.