Sebelum Keraguan pada Pasangan Menghancurkan Hubungan, Refleksikan 4 Hal Ini
Ilustrasi keraguan pada pasangan (Unsplash/Michael Easterling)

Bagikan:

JAKARTA – Keraguan dapat menggangu hubungan dan, tentu saja, memengaruhi kepercayaan Anda kepada pasangan. Karena rasa ragu, pertanyaan-pertanyaan yang sebenarnya tidak perlu dipikirkan malah jadi menghantui. Pernah ‘kah meragu pada pasangan, hubungan Anda, dan takut gagal dalam relasi asmara?

Kisah cinta berakhir selamanya dan penuh romansa kerap jadi acuan. Bisa jadi ini rujukan seseorang dalam menyusun harapan. Tetapi rasa canggung dan ragu justru bisa muncul karena pikiran ada di awing-awang.

Untuk mengusaikan situasi tidak nyaman dalam hubungan karena rasa ragu, Dr. Gary  W. Lewandowski Jr. penulis buku Stronger Than You Think: The 10 Blind Spots That Undermine Your Relationship…and How to See Past Them memberikan kunci-kunci yang perlu direfleksikan setiap pasangan.

Kunci tersebut berguna untuk direfleksikan agar rasa ragu tidak membuat hubungan Anda dan pasangan tidak porak-poranda.

1. Berkomunikasi dengan baik

Mengajukan banyak pertanyaan pada pasangan itu lumrah. Justru dengan mengajukan pertanyaan, Anda yang diliputi keraguan bisa mendengarkan dan memahami penjelasan dari pasangan.

Tetapi yang perlu diperhatikan adalah selama pertanyaan yang dilontarkan bersifat umum dan penjelasan diberikan secara terang, maka bukan sebuah masalah besar. Misalnya, pertanyaan tentang bagaimana cara mempertahankan hubungan harmonis, apakah hubungan sehat, bagaimana masa depan.

2. Mengisi kekosongan

Pada awal hubungan, sejumlah pasangan melewati fase pengenalan. Menurut Lewandowski, jatuh cinta itu mudah ketika Anda tidak memiliki setiap informasi dari orang yang Anda sukai. Setelah Anda mengisi kekosongan informasi maka akan mengenali pasangan dengan lebih jelas, termasuk kesalahan.

Dari kesalahan-kesalahan justru bisa membangun keyakinan Anda pada pasangan bahwa hubungan pantas untuk diperjuangkan dan bagaimana caranya, kembali pada poin sebelumnya. Komunikasi adalah kunci menggali dan mencari solusi.

3. Perasaan bukan satu-satunya acuan

Hubungan dua orang manusia itu rumit, kata Lewandowski. Bukan hanya perasaan yang jadi acuan dalam menyatukan Anda dan pasangan. Perasaan sering naik dan turun karena dipengaruhi suasana hati, pikiran, dan motivasi.

Ketika dihadapkan pada rasa ragu dan merasakan ketidakpastian, penyederhanaan sering dilakukan. Ungkap Lewandowski, jawaban dari pertanyaan ‘apakah hubungan terjalin dengan baik atau buruk’ bukan hanya ‘iya’ dan ‘tidak’.

“Sebaliknya, Anda perlu menghargai realitas hubungan Anda dengan tidak berpikir secara absolut. Cobalah untuk berpikir dalam persentase: Berapa persentase waktu hubungan Anda menyenangkan? Berapa persen yang tidak terpenuhi. Secara realistis, keduanya tidak akan 100 persen,” tutur Lewandowski dikutip dari Psychology Today, Kamis, 9 September.

4. Hindari memperbandingkan

Membandingkan hubungan Anda dan pasangan dengan hubungan orang-orang berpasangan disekitar wajar ketika keraguan melanda. Mungkin pasangan lain tampak sempurna dari luar. Namun, kesempurnaan itu enggak mungkin.

Penelitian yang dilakukan oleh Emery dan tim pada 2014 dipublikasikan dalam Personality and Social Psychology Bulletin menemukan bahwa orang cenderung membuat hubungan mereka lebih terlihat di media sosial bukan ketika semuanya berjalan baik, tetapi ketika mereka merasa tidak aman.

Artinya, memperbandingkan hubungan bisa meruntuhkan. Lebih jauh lagi paparan Lewandowski, keraguan dialami setiap hubungan. Merasakan ketidakpastian juga tidak selalu terjerembab dalam kegagalan.