JAKARTA - Film Tjoet Nja' Dhien bakal diputar ulang di bioskop Tanah Air mulai tanggal 20 Mei 2021 di Jakarta, bertepatan dengan Hari kebangkitan Nasional. Menteri BUMN Erick Thohir direncanakan bakal hadir dalam pemutaran perdana kembali film Tjoet Nya’ Dhien hari Kamis 20 Mei di Plaza Senayan.
Film yang pertama kali diedarkan tahun 1988 itu, atau 33 tahun silam, kini sudah mengalami restorasi menyeluruh di Belanda. Format pita celuloid sudah ditransformasi ke DCP, sehingga gambar lebih kinclong dan detail warna juga semakin tajam.
“Kehadiran Meneg BUMN diharapkan dapat ikut mendorong masyarakat untuk menyaksikan film tentang kepahlawanan nasional ini,” kata pemeran utama Tjoet Dhien, Christine Hakim, Rabu (19/5) di Jakarta.
Christine Hakim mengungkapkan, jika tidak ada aral melintang, direncanakan pula setiap hari ada pejabat negara yang ikut menonton Tjoet Nya’ Dhien.
Menurut Christine Hakim, gerakan kembali ke bioskop untuk menonton film nasional perlu memperoleh dukungan penuh. Pemutaran kembali Tjoet Nya’ Dhien memberi kesempatan kepada masyarakat luas untuk menikmati kembali film kolosal yang menyabet delapan Piala Citra 33 tahun silam.
Untuk kepentingan teknis, panjang film juga telah dipotong menjadi di bawah 2 jam. Film Tjoet Nya’ Dhien pernah ditayangkan di Festival Film Cannes , Perancis, tahun 1989. Waktu itu Tjoet Nya’ Dhien masuk dalam program La Semaine de la Critique untuk film panjang.
BACA JUGA:
"Jadi saat diputar di Cannes Film Festival pada tahun 1989 durasinya terlalu panjang. Sutradara Eros Djaros lalu mengedit ulang dengan durasi sekitar satu setengah jam. Nah film inilah yang kemudian direstorasi menjadi digital dan siap tayang kembali di bioskop," terang Christine.
“Jangan lupa di film ini kita juga dapat belajar tentang kesetiaan dan penghianatan dari orang-orang di sekitar kita,” tambah Christine.
Untuk tahap awal Tjoet Nya’ Dhien hanya diputar di lima bioskop Jakarta, masing-masing di Pondok Indah Mall (PIM) 1, Plaza Senayan (PS), Trans Studio Mall (TSM) Cibubur, Blok M Square dan Bekasi.
Pemutaran perdana sengaja dipilih pada hari kebangkitan nasional karena film ini mengandung unsur kepahlawanan dan nasionalisme yang tinggi. Selanjutnya, jika sambutan penonton antusias, film juga akan ditayang di berbagai kita lainnya.