JAKARTA - Pada 28 November lalu, secara mengejutkan, solois Charli XCX menulis sebuah tulisan panjang lewat Twitter pribadinya. Ia menceritakan keraguan dan keresahannya menjadi seorang penyanyi perempuan di industri musik.
“Saya adalah seniman, penulis yang menulis berbagai 'hits' untuk diri saya/musisi lainnya, sutradara video, produser eksekutif untuk serial Netflix, a&r, menjalankan label, me-manage dua artis.. Jika saya seorang lelaki, saya akan dipuja sebagai dewa dalam industri musik tetapi sebagai perempuan saya hanya - diragukan??” tulis Charli
“Saya tidak perlu orang-orang merasa bersalah dengan saya - Saya hanya bicara apa adanya. Perempuan dalam industri ini terus dipertanyakan atas keabsahan… 'Apakah dia BENAR-BENAR menulis itu?' 'Apakah dia BENAR-BENAR memproduksi itu?' 'Apakah dia BENAR-BENAR tahu apa yang dia lakukan?” Saya melihat itu setiap waktu."
“Semua penyanyi perempuan di tahun 2019 adalah perempuan berbisnis: menjalankan karier mereka sendiri, membuat keputusan sendiri, mengarahkan tim mereka sendiri, menunjukkan poin, menjadi terobosan dan membuat seni mereka sendiri. Seperti, ini JELAS. Jangan menghina kami.”
i am an artist, a songwriter who’s co written multiple “hits” for myself/other artists, a video director, exec producer of a netflix show, a&r, i run a label, co manage 2 artists.. if I was a man I’d be hailed as some sort of music industry god but as a woman I’m just - doubted??
— Charli (@charli_xcx) November 27, 2019
Charli tidak berniat menyindir siapa pun. Ia hanya merasa dirinya sebagai perempuan - untuk masuk ke dalam industri musik - menjadi diragukan kerap kali membuat sebuah produksi. Tahun ini, Charli produktif dari segi musik dan film. Album barunya, Charli berisi trek single serta lagu yang ia buat. Charli juga mengajak berbagai musisi cross-genre untuk mengisi trek dalam albumnya, beberapa di antaranya adalah Lizzo, Sky Ferreira, HAIM, Clairo, serta Yaeji.
Album yang disebut NME sebagai bold, brash, and brilliant ini diproduseri dirinya sendiri. Album Charli adalah hasil remake dari album yang sempat bocor ke publik oleh peretas, berisi lagu yang sudah direkam walaupun tidak memiliki judul asli. Kemudian, Charli menjadi produser dari sebuah serial TV eksklusif Netflix berjudul I’m With the band: Nasty Cherry.
Charli adalah pembuat dari Nasty Cherry dan melalui serial ini ia ingin menunjukkan kepada penikmat musik tentang bagaimana membentuk dan mengenalkan Nasty Cherry kepada publik. Acara berjumlah enam episode ini ini sudah bisa ditonton melalui layanan streaming Netflix.