JAKARTA - Kesetaraan gender masih menjadi isu yang diperjuangkan di berbagai negara, termasuk China.
Baru-baru ini, seorang influencer di China, Zhu Miaolin atau dikenal sebagai Ah Miao, mengajak teman-teman prianya untuk mengenakan 'penutup jakun', yang menyerupai bra sebagai bentuk dukungan terhadap hak perempuan.
Dilansir VOI dari laman South Morning China Post pada Jumat, 31 Januari, aksi ini muncul di tengah meningkatnya kesadaran akan ketimpangan gender di China, terutama setelah Sensus Nasional 2020 mengungkap bahwa terdapat 34,9 juta lebih banyak pria dibanding wanita, dampak dari kebijakan satu anak yang berlangsung selama puluhan tahun.
Pada Maret 2024, berbagai proposal dari pejabat tinggi semakin menyoroti tantangan yang dihadapi perempuan dalam karier dan kehidupan rumah tangga. Ketimpangan gender ini menjadi salah satu alasan mengapa banyak perempuan muda enggan untuk berkeluarga.
Zhu memperkenalkan konsep 'penutup jakun', aksesori yang mirip dengan choker, sebagai bentuk sindiran terhadap norma sosial yang hanya menuntut perempuan untuk menutupi bagian tubuh tertentu. Menurutnya, jakun pria juga merupakan area sensitif, seperti halnya payudara perempuan. Bahkan, seorang warganet berpendapat bahwa dalam situasi tertentu, jakun juga bisa memiliki daya tarik seksual.
"Jika wanita memakai bra untuk melindungi alat kelamin mereka, mengapa pria tidak? Penutup jakun adalah untuk mereka," tulis seorang warganet, menegaskan bahwa perlakuan terhadap tubuh pria dan wanita seharusnya setara.
Produk ini pun mulai beredar di platform e-commerce China dengan harga berkisar antara 5 hingga 20 yuan (sekitar Rp11-45 ribu), tersedia dalam berbagai bahan seperti wol, kulit, dan renda. Salah satu model berbentuk hidung babi telah terjual lebih dari 7.000 unit.
BACA JUGA:
Selain "bra jakun," Zhu juga kerap membuat video satir yang membalikkan peran gender. Dalam videonya, ia menampilkan skenario di mana perempuan menjadi pencari nafkah. Sementara pria mengambil peran domestik, sebuah konsep yang sering muncul dalam seni dan sastra.
Dalam salah satu video, Zhu berpura-pura sebagai istri yang berkuasa, merokok menggunakan cotton bud, menepuk perutnya, dan berteriak pada pacarnya yang sedang membersihkan rumah.
"Kalau kamu tidak bisa memberiku anak perempuan, pulang saja ke rumah ayahmu!" ujarnya.
Di video lainnya, ia menggoda seorang pria di jalan, "Kamu ganteng sekali, mau pergi merayu wanita lain ya?".
Ada pula adegan di mana Zhu dan teman-temannya memeluk pria tampan di bar. Sementara, pacarnya mengeluh di rumah.
"Kenapa perempuan baik-baik mulai minum-minum dan tidak pulang setelah punya pacar?" imbuhnya
Konten satirnya berhasil menarik perhatian publik. Hal ini membuatnya viral dengan lebih dari 500 ribu pengikut di media sosial China. Bahkan, beberapa videonya meraih lebih dari satu juta likes.
Seorang pria yang menonton videonya mengaku akhirnya memahami perasaan perempuan yang sering mengalami pelecehan.
"Aku belum pernah merasakan kemarahan, ketakutan, dan ketidakberdayaan seperti yang dirasakan perempuan saat dilecehkan oleh pria," katanya di kolom komentar.
Kepopuleran Zhu memicu tren baru di mana banyak influencer perempuan di China membuat konten serupa. Salah satunya adalah Hua Xiaoyu, yang berhasil mengumpulkan lebih dari satu juta pengikut dengan menirukan pria kaya namun pelit, menggunakan campuran bahasa Mandarin dan Inggris.
Ada juga Zhou Yingjun, yang memerankan pria dengan suara berat, senang memberi ceramah, dan melontarkan gombalan murahan. Kini, ia memiliki lebih dari 800.000 pengikut.
Meskipun sebagian besar konten ini bertujuan untuk menghibur dan menarik perhatian, tren ini tetap menjadi cerminan dari ketimpangan gender yang masih terjadi di masyarakat. Lewat humor dan sindiran, para influencer ini berhasil menyuarakan isu-isu sosial yang selama ini jarang dibahas secara terbuka.