Bagikan:

JAKARTA - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga), Dr. Wihaji, S.Ag., M.Pd., melantik sejumlah Pejabat Pimpinan Tinggi Madya, Pratama, Administrator, dan Pengawas di lingkungan Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN pada Rabu, 15 Januari 2025 di Kantor Kemendukbangga, Jakarta.

Pelantikan ini menjadi tonggak baru bagi transformasi BKKBN yang kini berstatus kementerian sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 180 Tahun 2024 sekaligus memperkenalkan lima program prioritas, termasuk Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) dan Taman Asuh Anak, sebagai langkah konkret mewujudkan ketahanan keluarga.

“Pelantikan ini bukan sekadar seremonial, tetapi merupakan momentum penting untuk mendukung perubahan dan kemajuan organisasi. Kepercayaan yang diberikan kepada para pejabat adalah amanah yang harus dijalankan dengan dedikasi dan profesionalisme,” ujar Dr. Wihaji dalam sambutannya di Jakarta, Rabu, 15 Januari 2025.

Dr. Wihaji menyoroti peran strategis Kemendukbangga dalam mendukung pembangunan sumber daya manusia (SDM) menuju visi Indonesia Emas 2045.

“Penduduk adalah aset utama bangsa. Oleh karena itu, saya mengajak para pejabat yang dilantik untuk terus berinovasi, memperkuat kerja sama, dan mempercepat pencapaian program strategis yang sejalan dengan Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden,” tegasnya. Beliau juga memperkenalkan lima program prioritas kementerian, termasuk Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) dan Taman Asuh Anak sebagai inisiatif konkret untuk membangun ketahanan keluarga.

Salah satu keberhasilan dari program Genting adalah pencapaian 34.000 anak asuh yang telah mendapatkan dukungan dari 7.000 orang tua asuh. Program ini tidak membebani anggaran negara karena dilakukan melalui pendekatan berbasis komunitas.

Setiap orang tua asuh tercatat dengan jelas melalui data by name by address dan didukung dengan dokumentasi yang lengkap, termasuk foto. Selain itu, proses monitoring telah dilakukan dengan menyusun SOP yang mempermudah pelaksanaan dan memastikan program berjalan lancar.

Hasil nyata dari program ini terlihat di beberapa wilayah seperti Bali, di mana terjadi peningkatan berat badan anak-anak yang sebelumnya berisiko stunting.

Di samping itu, pejabat yang dilantik juga didorong untuk membangun kolaborasi pentahelix dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk kementerian/lembaga lain, perguruan tinggi, sektor swasta, organisasi masyarakat, dan pemerintah daerah.

“Melibatkan berbagai pihak akan mempercepat pencapaian target program strategis yang telah ditetapkan,” tambahnya.

Dr. Wihaji menegaskan upaya penurunan prevalensi stunting menjadi salah satu fokus utama. Dengan target nasional sebesar 18 persen pada tahun ini sesuai arahan Bappenas, pemerintah bersama mitra strategis seperti BGN terus bekerja keras mendukung ibu hamil dan anak balita (batuta).

Program ini dipantau secara ketat melalui laporan harian dari setiap kantor perwakilan di daerah, dan dievaluasi secara berkelanjutan untuk memastikan keberlanjutannya.

“Kami terus memonitor dan memperbaiki langkah-langkah pelaksanaan program secara bertahap. Dengan kerja sama yang solid dan semangat inovasi, kami optimis dapat mencapai target yang telah ditetapkan,” ujar Dr. Wihaji.

Ia pun menyampaikan harapan besar kepada para pejabat yang baru dilantik agar bisa meneruskan berbagai program yang dicanangkan hingga visi Indonesia emas pada 2045. 

“Tantangan di depan tidak mudah, tetapi saya yakin dengan semangat baru, inovasi, dan kerja keras, kita dapat membawa perubahan positif bagi bangsa. Semoga amanah ini dapat dijalankan dengan baik demi kemajuan organisasi dan masyarakat,” tutupnya.