JAKARTA - Sebuah studi menemukan bahwa orang yang memanjakan diri dengan makanan manis sekitar empat kali seminggu memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit jantung atau stroke dibandingkan mereka yang benar-benar menghindari gula.
Dilansir VOI dari laman The Sun pada Selasa, 17 Desember 2024, para ahli dari Universitas Lund di Swedia menyatakan bahwa tidak semua gula itu buruk.
"Penting untuk mempertimbangkan bukan hanya jumlah gula yang dikonsumsi, tetapi juga sumber dan konteksnya," ujar Suzanne Janzi, penulis studi dalam jurnal Frontiers in Public Health.
"Temuan kami menunjukkan bahwa asupan gula yang sangat rendah mungkin tidak diperlukan atau bermanfaat bagi kesehatan jantung," lanjutnya.
Data yang dikumpulkan dari 70.000 orang dewasa paruh baya menunjukkan bahwa asupan gula berlebihan memang berkaitan dengan meningkatnya risiko stroke atau aneurisma aorta, yaitu pembengkakan mematikan pada arteri utama tubuh.
Minuman bersoda ditemukan sebagai sumber gula paling berbahaya dan penyumbang terbesar risiko penyakit jantung.
Hal paling menarik, orang yang sama sekali tidak mengonsumsi gula tambahan justru memiliki kondisi kesehatan yang lebih buruk dibandingkan mereka yang mengonsumsi gula dalam jumlah rendah hingga sedang. Kelompok ini memiliki risiko penyakit jantung paling rendah.
Orang yang memanjakan diri dengan camilan manis empat kali seminggu, rata-rata memiliki risiko lebih rendah, antara 5 hingga 9 persen untuk mengalami kondisi jantung serius.
Mereka memiliki peluang lebih kecil terkena stroke, serangan jantung, gagal jantung, detak jantung tidak teratur, atau penyempitan arteri.
Suzanne Janzi menjelaskan bahwa camilan manis sesekali bisa menjadi tanda kehidupan sosial yang sehat dan pola makan yang seimbang.
BACA JUGA:
"Temuan studi ini menunjukkan bahwa tidak semua sumber gula tambahan sama berbahayanya. Gula dalam bentuk cair, seperti minuman manis, biasanya tidak memberikan rasa kenyang seperti gula dalam bentuk padat, sehingga berpotensi menyebabkan konsumsi berlebihan," ucap Suzanne.
Suzanne mengatakan orang yang sangat sedikit mengonsumsi gula mungkin memiliki pola makan yang terlalu ketat atau membatasi gula, karena kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya.
"Konteks juga penting, camilan manis sering kali dinikmati dalam suasana sosial atau acara khusus, yang tidak selalu berkaitan dengan pola makan atau gaya hidup buruk secara keseluruhan," imbuhnya..
"Di sisi lain, konsumsi minuman manis telah dikaitkan dengan kualitas pola makan yang lebih rendah," lanjutnya.
Cokelat, kue, dan biskuit selalu menjadi camilan favorit di Inggris. Rata-rata, kita mengonsumsi gula dua kali lipat lebih banyak dari jumlah yang direkomendasikan.
Penyakit jantung merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di Inggris, terutama pada pria, dan menjadi penyebab kematian kedua pada wanita setelah demensia.