JAKARTA - Film Women from Rote Island menjadi perwakilan Indonesia untuk kategori International Feature di ajang Oscar 2025. Disutradarai Jeremias Nganyoen, film ini menceritakan potret perempuan asal Rote yang mengalami pelecehan dan ketidakadilan di daerah tempat tinggalnya.
“Sebagai pekerja seni, saya diajak ke pulau Rote, saya jalan ngopi, ngobrol, gak ada target berlebihan. Pelan-pelan kelihatan Rote itu indah dan sangat terlihat cerminan dari Indonesia yang sangat kaya,” kata Jeremias Nganyoen dalam acara nonton bareng film di CGV FX Sudirman, Jakarta pada 3 Desember.
“Saking cantiknya, landscape di bawah masalah sosial sebagai negara berkembang. Karena itu cukup dekat sering terjadi di daerah sana. Rote kecil jadi kasus itu langsung kelihatan tapi di pulau Jawa mungkin tidak terlalu disorot,” lanjutnya.
Ketiga pemeran utama menceritakan pengalaman mereka yang bergabung dengan film ini. Mereka juga mengungkap ini pertama kalinya mereka berakting untuk film.
“Kolaborasi antara mama sama adik dan teman-teman san kru sangat membantu dalam proses syuting ini dan saya harus keluar jadi Martha itu sulit,” kata Irma Novita Rihi.
BACA JUGA:
“Bertarung dengan mental dan otak kita sendiri dengan sangat luar biasa dan salah satu scene yang membuat kami sangat mental. Ini pertama kali dan 99% pemain di sini pertama kali syuting,” lanjutnya.
Sallum Ratu Ke sebagai Bertha, adik Martha juga selalu mengenang proses pembuatan film yang menguras waktu tapi hasilnya ia rasakan luar biasa.
“Sebuah kebanggaan untuk saya main di sini. 3 bulan proses pembuatan yang luar biasa,” kata Sallum Ratu.
Lebih dari itu, Jeremias juga mengharapkan publik juga mendukung film mereka untuk berjuang di kancah internasional.
“Lebih penting insan perfilman tahu rules yang dijalankan dari Oscar jadi saya serahkan semua sama yang di atas terkait hasilnya,” kata Jeremias Nganyoen.
Women from Rote Island mengisahkan Martha (Irma Novita Rihi) yang dinantikan keluarganya untuk pulang agar pemakaman Abraham bisa berjalan. Namun, Martha kembali dalam keadaan depresi setelah mengalami pelecehan di tempat kerjanya. Sang ibu, Orpa (Merlinda Dessy) berusaha memulihkan Martha dengan hidup di lingkungan rumahnya.