Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon, Jawa Barat, secara resmi menerima sertifikat Indikasi Geografis (IG) untuk Batik Merawit, sebuah teknik membatik khas yang menjadi ciri budaya daerah tersebut.

“Penetapan IG ini sebenarnya telah berlaku sejak 4 November 2024, menjadikannya IG batik keenam di Indonesia dan yang pertama untuk Kabupaten Cirebon,” ujar Penjabat (Pj) Bupati Cirebon Wahyu Mijaya di Cirebon, seperti dikutip Antara.

Wahyu menjelaskan sertifikat IG yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM menjadi langkah penting untuk mendukung pengembangan Batik Merawit di masa depan.

Menurutnya, sertifikat IG berfungsi sebagai penanda asal geografis suatu produk, dalam hal ini Batik Merawit, sekaligus mencerminkan keunikan dan kualitas khas yang dimiliki batik dari Cirebon tersebut.

Lebih lanjut, Wahyu menekankan tanda IG ini merupakan salah satu bentuk Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) yang bertujuan untuk melindungi orisinalitas Batik Merawit.

“Kami sangat bersyukur atas pencapaian ini. Sertifikat IG akan dimanfaatkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah sekaligus menjaga keberlanjutan budaya Batik Merawit,” tambahnya.

Ketua Asosiasi Perajin dan Pengusaha Batik Indonesia (APPBI), Komarudin Kudiya, menjelaskan bahwa teknik merawit memiliki keunikan tersendiri. Metode ini menghasilkan garis-garis yang sangat halus dengan latar kain berwarna cerah, memberikan tampilan khas pada Batik Merawit.

"Teknik ini membutuhkan canting dan malam berkualitas tinggi. Jika suhu malam terlalu panas, garis tipis yang menjadi ciri khas Batik Merawit bisa rusak,” jelas Komarudin.

Batik Merawit, lanjutnya, saat ini hanya diproduksi di delapan desa di Kabupaten Cirebon, yaitu Trusmi Kulon, Trusmi Wetan, Kaliwulu, Wotgali, Gamel, Sarabau, Panembahan, dan Kalitengah.

Jumlah perajin teknik ini diperkirakan mencapai sekitar 1.000 orang dari total 3.500 perajin batik yang tersebar di Cirebon.

Komarudin berharap dengan adanya sertifikat IG, Batik Merawit dapat meningkatkan nilai jual produknya. Setiap karya akan dilengkapi dengan barcode yang berisi informasi lengkap mengenai motif, teknik pembuatan, hingga identitas pembuatnya.

"Sertifikasi ini diharapkan memberikan insentif tambahan bagi para perajin dan sekaligus memotivasi regenerasi pengrajin batik di daerah ini,” katanya.

Salah satu motif batik yang paling populer menggunakan teknik merawit adalah Sawat Pengantin, yang terus diminati karena keindahan dan kerumitannya.