Bagikan:

JAKARTA - Halusinasi adalah kondisi yang membuat seseorang menyaksikan atau mengalami hal-hal yang sebenarnya tidak nyata dan hanya ada di dalam pikirannya sendiri. Kondisi ini mempengaruhi seluruh pancaindra. Anda saja bisa melihat, mendengar, menyentuh, mencium, atau mengecap sesuatu yang tidak benar-benar ada. Halusinasi dapat menjadi tanda gangguan kesehatan mental, tetapi tidak selalu berarti seseorang tidak sehat. Selain itu, halusinasi sebenarnya relatif umum terjadi.

Banyak kondisi medis dan faktor lain yang dapat menyebabkan halusinasi. Sebuah studi tahun 2010 dalam Medical News Today, Selasa, 19 November, mencoba meninjau dan membahas penyebab halusinasi. Di antaranya:

Obat-obatan

Obat-obatan yang disebut halusinogen dapat menyebabkan halusinasi. Obat-obatan ini mengubah cara otak memproses dan mengirimkan informasi untuk sementara, sehingga menimbulkan pengalaman dan pikiran yang tidak biasa. LSD, salvia, dimethyltryptamine (DMT), dan jamur tertentu merupakan halusinogen yang umum.

Skizofrenia

Skizofrenia adalah kondisi kesehatan mental yang mengubah cara seseorang berpikir dan berperilaku. Kondisi ini juga dapat menyebabkan psikosis, yaitu hilangnya kontak dengan realitas. Orang dengan psikosis dapat mengalami delusi dan halusinasi serta menunjukkan perilaku tidak biasa. Obat antipsikotik dapat membantu mengelola gejala, dan beberapa orang dapat berfungsi lebih baik dengan terapi.

Gangguan kesehatan mental pasca persalinan

Banyak orang tua baru berjuang melawan depresi dan kecemasan pasca persalinan. Yang lebih jarang terjadi, beberapa mengalami psikosis pasca persalinan, yang dapat menyebabkan halusinasi.

Contohnya jika seorang ibu percaya bahwa dia mendengar bayinya menangis padahal sebenarnya tidak. Dalam kasus yang lebih ekstrem, seorang ibu bisa saja mendengar suara yang menyuruhnya untuk membunuh anaknya.

Karena psikosis pasca persalinan dapat membahayakan bayi dan mengganggu hubungan antara orang tua dan anak, perawatan yang cepat sangat penting. Terapi, pengobatan, dan dukungan sosial dapat membantu.

Kecemasan dan depresi

Orang mengalami kecemasan dan depresi bisa jadi mengalami halusinasi berkala. Halusinasi tersebut biasanya berlangsung sangat singkat dan sering kali berkaitan dengan emosi tertentu yang sedang dirasakan orang tersebut. Misalnya, orang yang depresi bisa berhalusinasi bahwa seseorang mengatakan mereka tidak berharga. Mengobati gangguan yang mendasarinya sering kali dapat menghilangkan halusinasi ini.

Penarikan diri dari alkohol

Penarikan diri dari alkohol dapat menyebabkan halusinasi, terutama pada orang yang mengalami sindrom penarikan diri yang parah yang disebut delirium tremens. Seseorang dengan delirium tremens juga dapat menjadi sangat sakit, muntah, atau gemetar. Gejala biasanya menghilang setelah beberapa hari.

Demensia dan gangguan otak lainnya

Demensia secara progresif merusak otak, termasuk bagian yang terlibat dengan pemrosesan sensorik. Orang yang mengalami demensia tahap menengah hingga akhir dapat mengalami halusinasi pendengaran dan penglihatan.

Terkadang, mereka melihat orang yang telah meninggal. Dalam kasus lain, halusinasi mereka mungkin menakutkan. Dan dapat memicu perasaan paranoia dan panik yang membuat mereka sulit mempercayai kenyataan. Obat dapat membantu meringankan gejala-gejala ini.

Kejang

Kadang-kadang halusinasi merupakan gejala dari gangguan kejang. Seseorang mengalami halusinasi selama atau setelah kejang. Dalam kebanyakan kasus, mengobati kejang dapat mencegah halusinasi.

Migrain

Beberapa orang dengan migrain mengalami halusinasi selama atau tepat sebelum migrain. Halusinasi ini sering kali bersifat visual. Seseorang mungkin melihat bintik-bintik dan warna yang tidak ada atau gambar-gambar tidak biasa lainnya.

Gangguan tidur

Beberapa orang mengalami halusinasi yang oleh dokter dikaitkan dengan gangguan tidur. Halusinasi biasanya muncul saat seseorang tertidur atau bangun. Dalam beberapa kasus, halusinasi terjadi bersamaan dengan episode kelumpuhan tidur, yang terjadi saat seseorang bangun dan untuk sementara tidak dapat bergerak.

Mengobati gangguan tidur dapat membantu meredakan gejala. Dalam beberapa kasus, mengetahui bahwa halusinasi terjadi karena perubahan otak selama siklus tidur dapat membuatnya tidak terlalu menakutkan.

Penyakit sensorik

Orang dengan gangguan pendengaran atau penglihatan mungkin mengalami halusinasi. Hal ini mungkin disebabkan oleh perubahan otak di area pemrosesan sensorik atau pada informasi visual atau pendengaran yang diterima otak.

Penyebab lain

Dalam beberapa kasus, halusinasi mungkin tidak berhubungan dengan penyakit atau obat-obatan. Terkadang, kekuatan sugestif memicu halusinasi. Misalnya, dalam tradisi keagamaan, di mana mendengar suara Tuhan adalah hal yang umum, seseorang mungkin melaporkan halusinasi pendengaran. Seseorang yang tidur di rumah yang mereka yakini berhantu mungkin mendengar suara-suara atau melihat sosok hantu karena kecemasan yang meningkat.