JAKARTA - Siapa yang tidak ingin sejenak melarikan diri dari hiruk-pikuk kota Jakarta? Healing di Puncak, Bogor, sepertinya bisa menjadi pilihan sempurna untuk mengisi akhir pekan nanti.
Salah satu kegiatan yang semakin digemari adalah menikmati kopi di tengah suasana alam, yang memberi sensasi relaksasi yang menenangkan sembari merasakan udara sejuk, pemandangan hijau, dan angin pegunungan yang segar.
Misalnya saja di Stuco Coffee Citeko Hills yang berlokasi di Jalan Cidokom No. 8, Cisarua, Bogor. Kafe yang satu ini bisa jadi destinasi sempurna untuk ngopi cantik bersama sahabat atau keluarga.
Coffee shop ini memiliki konsep yang unik dengan memanfaatkan rumah panggung tradisional khas Manado yang usianya mencapai 20 tahun.
Di sini, pengunjung bisa menikmati kopi sambil memandang keindahan bukit-bukit Puncak yang merupakan hidden gem.
Menurut Izzuddin Jundi, pemilik Stuco Coffee Citeko Hills, tempat ini mulai beroperasi pada tahun 2020, saat PSBB di tengah pandemi Covid-19. Pemiliknya memanfaatkan lahan seluas 3 hektar untuk kafe, kebun sayur, buah, dan bunga.
“Ide konsep kafe ini mengusung gaya autentik rumah kayu dengan struktur bangunan asli yang sudah berusia 20 tahun. Sebelum buka kafe, kami membangun kebun terlebih dahulu, sehingga menciptakan peluang kerja bagi warga senior untuk mengurus kebun," ujarnya saat ditemui di Stuco Citeko Hills, kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat, baru-baru ini.
Sudah berjalan selama 4 tahun, Stuco tetap menjadi salah satu coffee shop yang "hidup" dan terus berkembang. Untuk menjaga eksistensinya, pemilik kafe memberlakukan standar ketat demi memastikan kualitas dan kenyamanan bagi pengunjung.
Misalnya saja memberlakukan lingkungan kafe terbebas dari musik-musik yang menggangu, hingga tidak menyediakan sisha.
Menu makanan dan minuman yang ditawarkan pun beragam. Salah satunya Smoke Beef Chimichurri, Citexas, hingga camilan manis seperti churros yang menjadi andalan di sini.
Smoke beef chimichurri adalah sajian daging brisket impor yang diasapi selama 12 jam, kemudian diberikan garam kusamba Bali, lalu disajikan dengan saus chimichurri dari Amerika Selatan yang segar dan gurih di atas nasi.
Satu hal yang unik, hampir 70 persen bahan bakunya diperoleh dari kebun sendiri dan bahan-bahan lokal. Jundi mengatakan, langkah ini ia gagas untuk mempertahankan kualitas kesegaran bahan baku makanan yang disajikan hingga mendukung para petani lokal di sekitar kafe.
BACA JUGA:
"Kami memang memberdayakan semuanya di sekitar sini. Setiap panen tipe syurannya juga di-rolling berganti jenis tanaman lain jadi lebih beragam."
"Pengunjung yang datang juga bisa mampir ke kebun untuk memanen hasil budidaya tanaman yang ada di sini," kata Jundi.
Kemudian untuk kopinya, pengunjung bisa menikmati Kopi Geisha. Varietas kopi yang satu ini berasal dari Panama yang terkenal dengan cita rasa floral yang memiliki aroma berry-berryan.
Selain itu, ada juga pilihan kopi lain yang tak kalah nikmat, seperti black lemonade (kopi dingin yang disajikan dengan soda dan jeruk nipis, shakera (kopi yang disajikan dengan jeruk sunkis, dan kreme shaken espresso yang creamy dan lembut.
Lalu ada pula minuman dari sari markisa yang buahnya berasal dari kebun di sebelah kafe. Minuman markisa ini juga cukup direkomendasikan untuk dicoba para pengunjung yang mampir.
Lebih dari itu, Stuco Coffee juga memiliki area piknik serta tempat duduk di rumah panggung, dengan total kapasitas yang bisa menampung hampir 300 orang.
Selain itu, tersedia berbagai kelas menarik untuk anak-anak, seperti merangkai bunga, plating makanan, yoga, dan sesi baking outdoor menggunakan teknik manual.
Menurut Jundi, banyak wisatawan dari Jakarta yang datang ke coffee shop ini, baik untuk meeting, bekerja jarak jauh, atau sekadar healing. Jam operasionalnya mulai pukul 10.00 hingga 22.00 WIB.