Bagikan:

YOGYAKARTA – Pengobatan berbasis stem cell menjadi salah satu opsi yang dapat ditempuh untuk mengatasi berbagai macam penyakit di dalam tubuh. Stem cell atau sel punca dapat mengatasi kerusakan-kerusakan di dalam tubuh dan melakukan regenerasi, sehingga sel tubuh yang mengalami kerusakan akan digantikan oleh stem cell. Lantas, bagaimana cara kerja stem cell? Yuk, cari tahu jawabannya dalam ulasan berikut ini.

Apa itu Stem Cell?

Dikutip dari Mayo Clinic, stem cell alias sel punca adalah jenis sel khusus yang memiliki dua sifat penting, yakni membelah diri untuk membentuk lebih banyak sel dan menjadi sel lain yang melakukan hal berbeda dalam suatu proses yang disebut sebagai diferensiasi.

Sel punca dapat ditemukan di hampir semua jaringan tubuh, dibutuhkan untuk pemeliharaan jaringan serta perbaikan setelah cedera.

Sel punca bisa berkembang menjadi jaringan yang berbeda. Misalnya, sel punca hematopietik yang berada di sumsum tulang dapat menghasilkan semua sel yang berfungsi dalam darah.

Tak hanya itu, sel punca juga dapat menjadi sel otak, sel otot jantung, sel tulang, atau jenis lainnya.

Sebagian sel punca di dalam tubuh memiliki kemampuan yang lebih sedikit untuk meghasilkan sel dan mungkin hanya membantu memelihara dan memperbaiki jaringan dan organ tempat sel tersebut berada.

Bagaimana Cara Kerja Stem Cell?

Cara kerja stem cell alias sel punca berbeda-beda, tergantung pada sumber dan tujuan penggunaan.

Misalnya, pada pengobatan leukemia, sel kanker yang berbahaya dimatikan dengan kemoterapi, kemudian diganti dengan sel punca yang diharapkan dapat berkembang biak dan menumbuhkan jaringan yang sehat, disadur dari laman Institute for Stem Cell and Regeneratif Medicine (IRCM).

Menurut Dokter Spesialis Penyakit Saraf (Konsultan) di Rumah Sakit Cipto Mangunkusomo, Yetty Ramli, stem cell untuk pengobatan bisa didapatkan dari tubuh pasiien sendiri seperti dari lemak, sumsum tulang, dan kulit.

Meski begitu, Yetty menyarankan untuk menggunakan stem cell dari sumber daya lain bagi pasien lanjut usia karena jumlah stem cell di tubuhnya lebih sedikit dibanding orang yang lebih muda, sehingga memerlukan tambahan dari orang lain.

“Kalau orang-orang usia lanjut, kita lebih merekomendasikan pemberian stem cell bukan dari dirinya sendiri, tetapi diambil dari orang lain,” ujar Yetty, dikutip dari Antara.

Sel punca tersebut kemudian ditumbuhkan oleh peneliti di laboratorium. Lalu, stem cell dimanipulasi untuk berspesialisasi agar bisa menggantikan sel yang rusak, seperti sel otot jantung, sel darah, atau sel saraf.

Berikutnya, sel puncal ditanamkan kembali ke dalam tubuh seseorang pada bagian yang bermasalah.

Sebagai contoh, jika seseorang menderita penyakit jantung, sel punca akan disuntikkan ke dalam otot jantung. Harapannya, otot jantung yang mengalami cedera bisa teratasi.

Demikian informasi tentang cara kerja stem cell. Dapatkan update berita pilihan lainnya hanya di VOI.ID.