Bagikan:

YOGYAKARTA – Memantau dan membatasi konsumsi gula harian, penting untuk kesehatan jangka panjang. Pasalnya, kadang terlena dengan berlebih makan permen, minuman manis, ditambah kukis. Melansir laporan Kementerian Kesehatan pada Januari 2023 jumlah kasus diabetes pada anak meningkat 70 kali lipat dibandingkan tahun 2010. Itulah kenapa penting sekali mengetahui batas konsumsi gula per hari untuk anak-anak.

Menurut dokter anak Danelle Fisher, batas konsumsi gula pada anak dan orang dewasa tidak banyak perbedaan. Yang membedakan adalah kesadaran dalam membatasi dan mengontrol porsi. Kalau orang dewasa, tentu mengetahui seberapa batas konsumsi gula per hari. Tetapi anak-anak membutuhkan arahan dari orang-orang terdekatnya. Penjelasan Fisher dilansir The Huffington Post, Kamis, 15 Agustus, menunjukkan bahwa tubuh membutuhkan gula untuk energi. Tetapi kita tidak harus menghindari makan makanan manis. Hanya saja membatasi konsumsinya dan menyeleksi mana makanan manis yang sehat dan tidak. Misalnya, pilihlah gula dari buah, sayuran, atau madu alih-alih gula meja atau sirup.

batas konsumsi gula per hari untuk anak-anak
Ilustrasi batas konsumsi gula per hari untuk anak-anak (Freepik)

“Bagi anak-anak yang mengalami kesulitan makan dan memerlukan nutrisi tambahan melalui shake, gula merupakan bahan tambahan yang akan membuat shake lebih nikmat dan karenanya lebih mungkin dikonsumsi oleh anak," jelas ahli gizi Lisa Richards. Tetapi ini harus diimbangi dengan melakukan aktivitas secara aktif, tambah Richards.

Dalam pernyataan ilmiah yang dipublikasikan di Circulation, American Heart Association (AHA) merekomendasikan agar anak-anak berusia 2 – 18 tahun membatasi konsumsi gula tambahan. Mereka harus membatasi konsumsi kurang dari 6 sendok teh per hari atau 25 gram. Sedangkan untuk minuman manis, harus dibatasi tidak lebih dari delapan ons per minggu, dilansir Harvard T.H. Chan, School of Public Health.

Informasi lain yang harus dipahami, minuman manis adalah penyumbang utama epidemi obesitas. Sebotol soda berukuran 20 ons saja, dapat mengandung gula tambahan lebih dari 16 sendok teh. Anak-anak usia kurang dari 2 tahun, tidak boleh mengonsumsi makanan atau meminum apapun dengan gula tambahan.

“Terdapat bukti yang jelas bahwa gula tambahan, terutama minuman manis, berkontribusi terhadap obesitas dan masalah metabolisme lainnya,” kata Dr. Frank Hu, Profesor Nutrisi dan Epidemiologi di Harvard Chan School of Public Health.

Itu artinya, orang tua dan lingkungan sekolah harus menyadari dan berstrategi dalam membatasi apa yang dikonsumsi anak-anak. Ini harus dilakukan supaya anak-anak mengembangkan kebiasaan makan dan minum lebih sehat sejak mereka usia dini.

Perlu juga dipahami, gula tambahan merujuk pada gula jenis apapun. Termasuk gula meja, fruktosa, madu, dan agave. Baik gula yang dikonsumsi sendiri, dalam makanan, ataupun dalam minuman. Strategi yang baik untuk membatasi gula tambahan adalah diet yang kaya akan makanan yang diproses secara minimal. Termasuk banyak buah dan sayuran, biji-bijian utuh, protein sehat, dan lemak sehat, serta memilih air putih daripada minuman dan jus manis.