Bagikan:

JAKARTA - Alergi susu sapi (ASS) terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap protein dalam susu sapi. Sehingga dapat memengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan anak jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat. ASS adalah alergi makanan yang paling umum pada awal masa kanak-kanak, dengan insidensi 2-3 persen  pada tahun pertama kehidupan. 

Gejala anak mengidap alergi susu sapi bisa dilihat dari sejumlah ciri fisik, seperti bibir atau mulut gatal-gatal, bentol dan ruam di tubuh, batuk dan napas pendek, mata berair, mual muntah, diare yang disertai darah. Ini merupakan gejala yang langsung terlihat setelah anak konsumsi susu sapi dan dampak jangka pendek dari alergi yang ditimbulkan. Sedangkan, efek dan gejala jangka panjang yang terlihat yakni gagal tumbuh.

Jika Anda merupakan orang tua anak pengidap alergi susu sapi, Prof. Dr. Budi Setiabudiawan, dr., SpA (K), M.Kes seperti dilansir dalam webinar Bicara Gizi yang diselenggarakan oleh Nutricia yang berkolaborasi dengan PrimaKu. Dengan tema ‘Tangani Alergi Susu Sapi (ASS) pada Anak dengan Cepat dan Tepat sebelum Terlambat’ menjelaskan beberapa tata laksana yang bisa dilakukan.

Pertama, orang tua bisa menghilangkan produk susu sapi dari diet harian anak. Sebab, jika anak masih terpapar produk susu sapi kemungkinan besar alerginya akan kambuh lagi meski sudah sembuh dari gejala sebelumnya. 

Kedua, Prof. Budi menyarankan untuk mencari sumber nutrisi pengganti lain, seperti ASI, susu formula yang terhidrolisa ekstensif, atau susu formula asam amino. 

"Kalau anak telah didiagnosis menderita alergi susu sapi, maka susu kambing dan produk turunannya tidak bisa digunakan sebagai pengganti," kata Prof. Budi.

Ketiga, orang tua perlu jeli dalam membaca label makanan. Pastikan dengan benar produk-produk makanan yang akan dibeli untuk anak tidak mengandung susu sapi. 

Strategi penanganan ini harus dilakukan dengan cepat dan tepat demi mengurangi dampak negatif ASS, sehingga anak-anak dengan ASS dapat menjalani kehidupan yang lebih sehat dan bekembang secara optimal.