Bagikan:

JAKARTA - Gangguan kecemasan sosial atau juga dikenal sebagai fobia sosial merupakan gangguan kesehatan mental yang melibatkan ketidaknyamanan dalam situasi sosial. Di mana seseorang merasa takut dipermalukan dan dihakimi oleh orang lain. Kecemasan sosial dapat menyebabkan isolasi atau pengurungan diri yang dapat berkontribusi terhadap kemunduran keterampilan sosial dan kepercayaan diri, sehingga memperkuat kecemasan sosial yang sudah ada.

Seperti yang ditulis dalam laman Psych Central, Rabu, 8 Mei, Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental, edisi kelima (DSM-5) mencantumkan kriteria diagnostik gangguan kecemasan sosial berikut:

  1. Memiliki ketakutan atau kecemasan yang spesifik pada lingkungan sosial, di mana orang tersebut merasa diperhatikan, diamati, atau diteliti.
  2. Biasanya, individu takut akan menunjukkan kecemasannya dan mengalami penolakan sosial.
  3. Mengalami kesulitan melakukan interaksi sosial secara konsisten 
  4. Kerap menghindari interaksi sosial dan enggan bersosialisasi
  5. Rasa takut dan cemas berlebih berada dalam suatu situasi
  6. Ketakutan, kecemasan, atau tekanan lain seputar situasi sosial akan bertahan selama enam bulan atau lebih.
  7. Kecemasan yang dialami menyebabkan kesulitan pada diri sendiri hingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
  8. Ketakutan atau kecemasan tidak dapat dikaitkan dengan gangguan medis, penggunaan narkoba, atau efek samping pengobatan, atau gangguan mental lainnya.

Sedangkan untuk pemicunya, ada beberapa hal yaitu;

  1. Jika diperkenalkan kepada orang lain
  2. Saat digoda atau dikritik
  3. Menjadi pusat perhatian
  4. Diawasi atau diamati saat melakukan sesuatu
  5. Harus mengatakan sesuatu dalam situasi formal dan publik
  6. Bertemu dengan orang-orang yang berwenang (“orang penting/tokoh otoritas”)
  7. Merasa tidak aman dan tidak pada tempatnya dalam situasi sosial (“Saya tidak tahu harus berkata apa.”)
  8. Mudah merasa malu (misalnya, tersipu, gemetar)
  9. Bertatap mata dengan orang lain
  10. Menelan, menulis, berbicara, menelepon jika berada di tempat umum

Gangguan kecemasan sosial dapat ditangani dengan beberapa cara, yakni;

Terapi perilaku kognitif (CBT)

Sebagian besar pakar di bidang terapi kesehatan mental menyarankan orang dengan gangguan kecemasan sosial mengikuti terapi perilaku kognitif (CBT). Ribuan penelitian saat ini menunjukkan bahwa, setelah selesai CBT khusus kecemasan sosial, orang dengan gangguan kecemasan sosial kebanyakan mendapatkan perubahan positif.

CBT khusus kecemasan sosial biasanya melibatkan intervensi berikut:

  • Penilaian: Mengidentifikasi pemicu kecemasan pribadi seseorang.
  • Restrukturisasi kognitif: Mengidentifikasi pikiran maladaptif yang berkontribusi terhadap kecemasan. Mengajari orang tersebut bagaimana menantang pemikiran ini dan membuat perubahan (restrukturisasi) pada pemikirannya.
  • Perhatian: Membantu orang tersebut hidup di masa sekarang, daripada terjebak dalam dunia bagaimana jika dan proses berpikir lain yang dapat memprediksi masa depan.
  • Paparan sistematis. Hal ini melibatkan pemaparan orang tersebut pada situasi yang memicu kecemasan sekaligus menggunakan teknik restrukturisasi kognitif dan kesadaran selama proses tersebut. Bagian pertama dari pemaparan sistematis akan melibatkan bentuk pemaparan yang paling tidak menantang, seperti gambaran di mana orang tersebut hanya membayangkan peristiwa yang memicu kecemasan; diikuti oleh peningkatan paparan yang memicu kecemasan.

Terapi kelompok

Terapi Kelompok telah terbukti memiliki tingkat keberhasilan tinggi untuk individu yang mengalami kecemasan sosial. Karena terapi ini memaparkan mereka pada hubungan sosial dengan orang lain yang berjuang dengan masalah yang sama dan membantu orang membangun lingkungan yang mendukung untuk pemulihan.

Terapi paparan

Jenis terapi ini dapat mengurangi gejala fobia sosial. Caranya yaitu dengan melibatkan penempatan diri secara bertahap dalam situasi yang memicu kecemasan, dan mengasosiasikan stimulus yang ditakuti dengan respons relaksasi atau ketidakpedulian. Hal ini juga dikenal sebagai desensitisasi sistematis, dan merupakan pengobatan fobia berbasis bukti yang sangat efektif, termasuk fobia sosial.

Eye movement desensitization repossessing (EMDR) 

Terapi ini membantu mengubah cara otak menyimpan ingatan. Terapis EMDR dapat membantu Anda mengubah cara berpikir tentang situasi sosial melalui proses menargetkan ingatan negatif sekaligus memanfaatkan teknik stimulasi bilateral (seperti gerakan mata, gerakan suara, atau perangkat genggam.) Teknik ini menghilangkan negativitas Anda berpikir, yang berhubungan dengan pengalaman sosial, menggantinya dengan gambaran yang lebih positif.

Minum obat

Minum obat merupakan pengobatan jangka pendek untuk semua jenis kecemasan, termasuk kecemasan sosial. Meminum obat tidak akan memperbaiki kecemasan sosial dalam jangka panjang karena hanya mengatasi gejala gangguan tersebut dan bukan masalah yang mendasarinya.