YOGYAKARTA – People pleaser adalah sebutan bagi seseorang yang berupaya menyenangkan semua orang tetapi tidak menjadi diri sendiri. Seseorang yang memiliki sikap ini, berpikir akan bersikap baik, bebas drama, menyenangkan namun menyembunyikan jadi diri. Bahayanya jika berhadapan dengan orang egois, kasar, dan tak kenal ampun yang mengutamakan kebutuhan mereka.
Seorang people pleaser hanya dimanfaatkan dan diperlakukan seperti keset. Maka, seorang psikoterapis yang juga mengajar di Department of Counseling, Barry University, Ilene S. Cohen, Ph.D., merekomendasikan cara di bawah ini untuk berhenti jadi people pleaser.
1. Sadar diri
Perubahan besar dimulai ketika kita memandang diri kita sendiri dengan penuh hormat. Bukan menghakimi atau menyangkal, kita harus merangkul pikiran dan perasaan dalam satu kesadaran utuh. Dengan begitu, kata Cohen, kita bisa mengontrol kendali diri dan tetap menjadi diri sendiri.
2. Membantu banyak hal bisa menyakiti
Dari bidang pendidikan, Cohen belajar bahwa kesehatan hubungan bergantung pada kejujuran diri dan mengenali porsi diri. Itu artinya, menyadari kalau berbuat terlalu banyak untuk orang lain akan melakukan fungsi berlebihan, dan ini bikin orang lain tidak berfungsi.
3. Pahami pentingnya bersikap autentik
Setiap orang memiliki keunikan dan kenyataan masing-masing. Itu artinya mereka bertindak secara otentik dan terhubung dengan jati dirinya. Ini pula hal mendasar bahwa penting menghargai diri sendiri alih-alih melakukan sesuatu yang diinginkan orang lain.
4. Belajar untuk melepaskan
Jika Anda terjebak di masa lalu dan tak bisa melepaskannya, kemungkinan besar akan menerima apa yang diyakini oleh orang-orang negatif lainnya tentang Anda. Anda akan terpenjara olehnya sehingga tidak bisa mengakses potensi diri secara penuh. Untuk itu, perlu belajar melepaskan kata-kata kebencian, lepaskan hal yang membuat takut, bahkan boleh bernegosiasi dengan ketidaksetujuan dari orang lain.
5. Menyadari bahwa menghindari masalah tidak mendorong pertumbuhan
Seorang people pleasure terdorong menyenangkan orang lain untuk menghindari ketidaknyamanan dan rasa sakit. Kecenderungan ini, sebenarnya berupaya menyingkirkan perasaan yang timbul karena adanya masalah. Maka penting disadari, masalah perlu dihadapi dengan teguh hati. Tak perlu dihindari, karena hanya akan memperburuk keadaan di masa depan.
BACA JUGA:
6. Mulai mengatasi kecemasan
Saat membuat keputusan berdasarkan rasa cemas, kita tidak jujur pada apa yang sebenarnya kita inginkan. Kita bertindak impulsif, berdasarkan naluri, yang pasti menyebabkan mengalami lebih banyak kecemasan lagi. Melansir Psychology Today, Minggu, 18 Februari, Cohen menyarankan untuk belajar mengelola dorongan instingtual. Dorongan ini untuk menyenangkan dengan lebih baik, berdiri pada landasan kokoh, dan hubungan dengan teman, keluarga, dan diri sendiri yang sehat.
7. Belajar penerimaan diri
Penerimaan adalah proses yang terus berkembang. Setiap orang memiliki kebebasan untuk menjalankan proses untuk terus berkembang. Begitu Anda mulai mempelajar dan menerima nilai-nilai diri yang dipegang, maka lebih besar kemungkinan menjadi diri sendiri yang terbaik.
Keluar dari perangkap menyenangkan orang lain bukan tanpa upaya. Proses mengembangkan diri dan berhenti menjadi people pleaser, juga ditempuh dengan berkali-kali jatuh sampai menyadari betapa itu tidak bermanfaat untuk diri sendiri.