Bagikan:

JAKARTA - The Iron Claw, sebuah kisah fiksi yang halus, menyeramkan, dan sering kali mengharukan tentang sebuah keluarga pegulat profesional dari Texas. Pesan dari film ini kekerasan paling liar tidak terjadi di atas ring.

Keluarga pegulat Jack Barton Adkisson alias Fritz Von Erich ini hidup di era tahun 1970. Di dalam ring, Jack kerap berjalan dengan seragam khususnya yang disebut dengan Iron Cross. Dalam setiap pertarungannya di atas ring, Jack selalu menyelesaikannya dengan gerakan khasnya, Iron Claw. Gerakan berupa cengkeraman yang dia terapkan ke kepala lawan. Gerakan ini tidak jarang mengeluarkan darah.

Gerakan Iron Claw merupakan gerakan warisan yang diturunkan kepada putra-putranya yang berjumlah enam orang ini. Namun bagi keenam putranya Jack, gerakan tersebut merupakan sebuah kutukan yang menakutkan bagi keluarga mereka. Kejadian tragis terjadi saat salah satu putranya mengalami kecelakaan di masa anak-anaknya. Cerita Iron Claw ini bermula dari salah satu putra kesayangan Jack yang bernama Kevin. Sosok putra yang memiliki emosi yang tidak bisa stabil.

Tidak stabilnya emosi dari Kevin disebabkan sejak dia berusia anak-anak, lingkungannya bermain selalu menyebutkan gerakan Iron Claw yang menjadi ciri khas dari ayahnya saat di atas ring merupakan sebuah kutukan.

“Sejak saya masih kecil, orang-orang selalu mengatakan keluarga saya dikutuk melalui gerakan itu,” kata Kevin yang memiliki rambut berwarna kuning dalam salah satu wawancaranya.

Jack selalu berharap Kevin mampu menjadi penerusnya dan menjaga gerakan gulat yang diciptakannya. Latihan dan disiplin yang diterapkan Jack kepada putra-putranya ternyata menimbulkan penolakan yang keras dan menjadi tekanan yang begitu besar. Pasalnya kelima putra Jack tidak menyukai olah raga gulat seperti ayahnya. Dan hanya ibu mereka yang memahami ketakutan yang dialami putra-putranya.

“Ayah itu selalu mengucapkan untuk memanggil kami sesuai dengan nomor urut yang dia sukai. Dia melakukannya di setiap waktu makan. Hanya ibu yang berusaha melindungi kami dan Tuhan dari keinginan dia (ayahnya-red),” tambah Kevin.

Ketakutan dan penolakan kelima putranya seakan tidak digubris oleh Jack. Pria tetap meminta kelima anak-anaknya untuk tetap terus berlatih dengan keras dan sungguh-sungguh. Hingga saat kelima putranya dewasa, mereka jadi petarung gulat yang buas di atas ring. Tidak memiliki hati dan iba saat sedang bertarung di dalam ring. Pikiran yang memerintah di dalam otak mereka hanya satu, jangan pernah kalah, sebab itu akan menimbulkan rasa yang menakutkan dan hukuman dari ayah yang dicintai.

Film satu keluarga gulat yang terkenal di eranya ini ditulis dan juga disutradaria Sean Durkin. Durkin mengemas dengan baik coretan garis demi garis keluarga gulat terkenal itu. Coretan garis yang dipadupadankan dengan eksploitasi dan kekerasan yang dilakukan sang ayah. Ayah yang kerap bermimpi dan memaksa keinginannya untuk kelima putranya.