Mengenal Apa Itu Tes BERA: Pemeriksaan Gangguan Pendengaran Anak yang Aman Dilakukan
Ilustrasi gangguan pendengaran (Freepik)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Peran indera pendengaran bagi tumbuh kembang anak ternyata cukup besar. Untuk memastikan tidak ada gangguan pendengaran pada anak-anak sejak dini, cobalah untuk melakukan BERA. Lalu apa itu tes BERA?

Mengenal Apa Itu Tes BERA

Dikutip dari AI Care, tes Brain Evoked Response Auditory (BERA) adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk membantu memastikan ada-tidaknya gangguan pendengaran atau mendeteksi kondisi neurologis tertentu yang berdampak pada pendengaran pada anak.  Tujuan diadakannya tes BERA adalah untuk mendeteksi gangguan pendengaran sejak dini.

Dikutip dari situs RSUD dr. Iskak Tulungagung, Dokter Spesialis THT-KL dr. Siti Umi Hanik, Sp. THT-KL. menjelaskan bahwa tes BERA dilakukan pada bayi dengan usia tiga bulan hingga dewasa. Pemeriksaan ini berupa merekam potensial listrik yang dikeluarkan oleh sel koklea selama berjalan mulai dari telinga sampai inti-inti tertentu di batang otak.

Orang tua juga harus tahu risiko gangguan pendengaran pada anak karena gangguan ini bisa berpengaruh pada kelancaran bicara, berbahasa, kognitif, dan sebagainya. Oleh karena itu banyak orang tua memilih melakukan tes BERA pada buah hati.

Tujuan tes BERA tidak hanya untuk mendeteksi adanya gangguan pendengaran namun sebagai berikut.

  • Membantu kegiatan diagnosis masalah sistem saraf serta kondisi kehilangan pendengaran, khususnya pada bayi dan anak-anak
  • Mengukur seberapa baik sistem saraf anak
  • Memastikan kemampuan pendengaran pada orang yang tak bisa melakukan tes pendengaran lain.

Prosedur Tes BERA

Sebelum melakukan tes ini, orang tua dan tim dokter harus bekerja sama menenangkan sang anak. Tes harus dilakukan dalam kondisi anak tenang sehingga tidak mengganggu kegiatan. Anak juga diperbolehkan untuk tidur. Selain itu anak dilarang mengenakan bedak karena membuat elektroda tak menempel di kulit kepala.

Saat pemeriksaan, dokter akan memasang elektroda di area kulit kepala dan daun telinga. Setelah tertempel, dokter memberikan stimulus berupa bunyi atau suara serupa “Klik” yang dihantarkan menggunakan earphone ke telinga.

Stimulus ini akan direspon oleh otak, dan aktivitas perekaman gelombang otaka akan terekam oleh elektroda yang tertempel sebelumnya. Setelah hasil didapat, dokter melakukan analisis dan evaluasi untuk mencari tahu ada atau tidaknya gangguan pendengaran atau masalah kesehatan yang berdampak pada fungsi pendengaran.

Tes BERA memang banyak dilakukan karena memiliki sejumlah keunggulan yakni sebagai berikut.

  • Durasi pemeriksaan cukup singkat kurang lebih 1 jam
  • Hasil cukup obyektif
  • Kesadaran pasien tidak mempengaruhi hasil tes
  • Dokter tak perlu memberikan obat sedatif atau pelemas otot kepada pasien sehingga lebih aman
  • masa laten gelombang stabil
  • tercover BPJS

Bagi orang tua yang ingin melakukan tes BERA bisa memanfaatkan BPJS Kesehatan. Untuk pasien umum, tes BERA dikenai biaya sebesar kurang lebih Rp. 1.500.000, tergantung layanan dan rumah sakitnya.

Selain terkait apa itu tes BERA, kunjungi VOI.ID untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.