Bagikan:

YOGYAKARTA – Protein powder atau bubuk protein dianggap sebagai alternatif minuman atau tambahan dalam makanan untuk meningkatkan kesehatan. Protein memang termasuk makronutrisi yang dibutuhkan tubuh. Terutama berkaitan untuk membangun dan memelihara otot serta membentuk kekuatan tulang. Namun Kathy McManus, ahli diet terdaftar dan direktur Departemen Nutrisi di Brigham dan Women’s Hospital, menganjurkan untuk berhati-hati pada penggunaan bubuk protein. Dalam beberapa kasus memang membutuhkan protein powder, tetapi harus betul-betul dalam pengawasan.

Pasalnya, protein powder yang umumnya terbuat dari kedelai, kacang polong, beras, kentang, atau rami, dan telur atau susu serta whey, mungkin mengandung bahan lain seperti gula tambahan, perasa buatan, pengental, vitamin, dan mineral. Jumlah protein bubuk ini, dalam setiap sendok kisaran 10 hingga 30 gram protein. Sedangkan suplemen untuk membentuk otot mengandung protein lebih banyak. Untuk protein bubuk yang menurunkan berat badan, proteinnya relatif lebih sedikit, dilansir Harvard Health, Selasa, 31 Oktober.

protein powder terbuat dari apa dan bahayanya bila dikonsumsi terus-menerus
Ilustrasi protein powder terbuat dari apa dan bahayanya bila dikonsumsi terus-menerus (Freepik/user7350813)

Setelah mengetahui bahan protein powder, Anda perlu juga mengetahui dampaknya sebagai langkah antisipasi. Risiko yang perlu dipertimbangkan saat mengkonsumsi bubuk protein, jelas McManus, bisa menyebabkan gangguan pencernaan.

“Orang dengan alergi susu atau kesulitan mencerna laktosa dapat mengalami ketidaknyamanan pencernaan jika menggunakan protein powder berbahan dasar susu,” jelas McManus.

Tambahnya lagi, bubuk protein mungkin tinggi gula dan kalori tambahan. Sehingga bukan menurunkan berat badan malah bisa menambah berat badan dan gula darah melonjak tak sehat.

Maka McManus merekomendasikan untuk memperhatikan rekomendasi asupan protein harian. Pada wanita, dibutuhkan asupan protein 46 gram per hari. Sedangkan pada pria, diperlukan 56 gram protein. Dengan jumlah tersebut, pakar menyarankan mengonsumsi sebutir telur saat sarapan (6 gram), Greek yoghurt tanpa rasa saat makan siang sebanyak 6 ons (18 gram), segenggam kacang untuk camilan (4-7 gram), dan ayam matang 2 ons untuk makan malam (14 gram).

Protein powder bukan berarti tidak boleh atau tidak direkomendasikan untuk dikonsumsi. Tetapi konsumsi asupan alternatif ini harus dalam pengawasan medis. Jika Anda ingin mendapatkan asupan protein lebih sehat, Anda bisa mendapatkannya dari makanan utuh. Seperti kacang-kacangan, biji-bijian, produk susu rendah lemak, kacang polong, ikan, unggas, telur, dan daging tanpa lemak.