Apa Itu Urban Farming? Ini Pengertian, Manfaat, hingga Tantangan yang Mungkin Dihadapi
Ilustrasi urban farming (Unsplash)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Konsep urban farming saat ini mulai banyak diminati oleh masyarakat terutama yang tinggal di wilayah perkotaan. Konsep tersebut dinilai memudahkan masyarakat dalam mengelola lahan sempit untuk pertanian. Lalu apa itu urban farming sebenarnya?

Apa Itu Urban Farming

Secara bahasa, urban farming berarti pertanian perkotaan. Artinya konsep urban farming berkaitan dengan metode pertanian di wilayah perkotaan.

Dikutip dari situs website resmi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, urban farming dimaknai sebagai konsep yang memindahkan pertanian konvensional ke pertanian perkotaan. Munculnya pertanian urban dipicu oleh banyaknya masalah yang berhubungan dengan kehidupan di area perkotaan, yang berupa berkurangnya lahan pertanian karena tergusur pembangunan.

Kondisi tersebut lalu memicu masyarakat yang berkemampuan sekaligus punya pengetahuan di bidang pertanian untuk mengoptimalkan potensi sumber daya sekitar.

Dikutip dari Buku Ajar Pertanian Perkotaan yang ditulis oleh Dr. Dwiwanti Sulistyowati, M.Si, pengertian pertanian perkotaan atau urban farming adalah segala upaya yang dilakukan dalam memanfaatkan ruang atau lahan kosong di perkotaan. Ruang atau lahan tersebut bisa berupa pekarangan, lahan tidur, pagar, dinding, atau berupa bangunan yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan produk pertanian.

Manfaat Urban Farming

Ada beberapa manfaat urban farming yang akan didapatkan oleh para pelakunya, baik dari segi sosial, ekonomi, dan lingkungan. Beberapa contoh manfaat pertanian urban adalah sebagai berikut.

  1. Menambah akses pangan bagi masyarakat perkotaan
  2. Menjadi jaminan ketersediaan pangan serta produk pertanian yang segar
  3. Menciptakan lapangan pekerjaan
  4. Jadi sumber pendapatan baru
  5. Memperbaiki kualitas udara sekitar
  6. Menambah estetika lingkungan.

Prinsip Dasar Urban Farming Contoh Penerapannya

Secara umum, urban farming harus memenuhi prinsip dasar yang berhubungan dengan lahan hingga penggunaan teknologi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut.

  1. Harus hemat lahan sekaligus mempertimbangkan estetika
  2. Kegiatan produksi harus bersih sekaligus ramah lingkungan
  3. Komoditas memiliki nilai ekonomi dan punya daya saing
  4. Dukungan inovasi teknologi maju

Ada banyak penerapan pertanian urban yang bisa dilakukan oleh masyarakat di wilayah perkotaan yakni sebagai berikut.

  1. Hidroponik

Secara umum hidroponik adalah metode pertanian yang dilakukan dengan sistem penanaman media air. Dalam pelaksanaannya, unsur hara yang biasanya didapat dari tanah diganti dengan nutrisi buatan yang dicampur di media air.

  1. Polybag

Polybag adalah plastik hitam yang dikhususkan sebagai media tanam. Dalam konsep pertanian urban, polybag dipakai sebagai wadah pengganti pot yang diisi dengan tanah, kompos dan arang sekam.

  1. Vertikultur

Vertikultur adalah sistem pertanian yang dilakukan dengan menempatkan tanaman secara berjajara vertikal atau bisa pula bertingkat di lahan kosong, baik indoor maupun outdoor. Biasanya petani menanam tanaman berusia pendek dengan cara vertikultur seperti selada, seledri, sawi, bayam jenis sayuran lainnya.

  1. Memanfaatkan Rooftop

Metode ini dilakukan dengan cara menanam tanaman di bagian atap rumah atau bisa pula di lantai paling atas untuk lahan pertanian. Beberapa masyarakat sengaja menanam di bagian rooftop untuk mendapatkan manfaatnya seperti meredam panas, menyejukkan lingkungan sekitar, hingga menambah estetika rumah.

Masyarakat juga perlu tahu apa saja tantangan yang akan dihadapi dalam urban farming yakni sebagai berikut.

  1. Optimalisasi lahan kosong biasanya menemui kendala, seperti lahan yang terlalu sempti hingga memenuhi area pekarangan
  2. Sinar matahari terbatas karena terhalau gedung atau bangunan lain
  3. Sirkulasi udara kurang

Itulah informasi terkait apa itu urban farming. Kunjungi VOI.ID untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.