Makna Motif Sakral Baju Adat Dayak yang Dikenakan Puan Maharani di Sidang Tahunan MPR
Puuan Maharani (ist)

Bagikan:

JAKARTA - Ketua DPR RI Puan Maharani menghadiri Sidang Tahunan MPR dengan mengenakan pakaian adat Dayak, Kalimatan Barat. Kain yang dipakai Puan tersebut merupakan salah satu motif yang dianggap sakral oleh masyarakat Dayak

Pada Sidang Tahunan MPR yang digelar di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 16 Agustus, Puan memakai pakaian adat Dayak dengan motif Ruit Besai berwarna merah maroon. Puan mendapatkan kain ini langsung dari Kalimantan Barat (Kalbar), tepatnya dari Desa Umin Jaya, Kecamatan Dedai, Kabupaten Sintang.

Tokoh Perempuan Dayak Yolanda Lasarus mengatakan motif Ruit Besai merupakan motif kebesaran yang dalam adat Dayak hanya digunakan oleh tokoh-tokoh besar.

“Motif ini melambangkan kebesaran dan keperkasaan. Pengerjaannya tidak boleh sembarangan, hanya orang-orang tertentu yang boleh membuatnya,” ujar Yolanda.

Kain yang dikenakan Puan dibuat oleh Sub Suku Dayak Iban yang dikenal dengan nama Suku Dayak Desa. Pengerjaan kain motif ini dilakukan selama sekitar 3,5 bulan.

“Hanya perajin-perajin tua yang boleh membuatnya karena waktu dibuat ada ritual adatnya. Jadi nggak boleh sembarang orang yang buat, karena dianggap sebagai motif yang sakral,” jelas Yolanda.

Pada zaman dahulu, motif kain Ruit Besai dipakai untuk menjadi penanda kemenangan. Sebab saat zaman kemerdekaan, para pejuang berhasil meraih kemenangan manakala mengenakan Ruit ini.

Ruit sendiri merupakan buah tua yang sudah ada sejak zaman nenek moyang terdahulu. Yolanda mengatakan, motif Ruit Besai saat ini menjadi salah satu motif kain Dayak yang cukup langka.

“Motif ini jarang ditemui, karena kan tidak semua orang boleh mengerjakan ini di Desa Adat Dayak,” sebutnya.

Pemilihan kain motif Ruit Besai oleh Puan berawal saat Yolanda menunjukkan beberapa contoh kain motif Dayak kepada perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu beberapa waktu lalu. Puan pun langsung tertarik dengan motif Ruit Besai.

“Bu Puan feelingnya cukup kuat, jadi beliau pilih sendiri untuk motif ini. Bu Puan waktu datang ke Sintang memang juga sudah tertarik melihat hasil perajin-perajin di sana,” tutur istri Ketua Komisi V DPR Lasarus yang berasal dari Dapil Kalimantan Barat tersebut.

Setelah itu, dicarilah perajin kain motif Ruit Besai. Sementara untuk model pakaian yang digunakan Puan didesain oleh desainer lokal dari Pontianak bernama Mysha Hamisah.

“Perancangnya memang yang biasa merancang busana adat lokal Dayak. Karena untuk baju adat Dayak harus khusus agar betul-betul menggambarkan Dayak,” terang Yolanda.

Untuk melengkapi busana adat yang dipakainya, Puan memakai aksesoris berupa ikat kepala khas Dayak yang melambangkan kecantikan perempuan-perempuan Dayak.

Sidang Tahunan MPR dihadiri oleh Presiden Joko Widodo dan Wapres Ma’ruf Amin beserta jajaran pemerintahannya. Sidang Tahunan MPR 2023 pun turut dihadiri oleh pimpinan negara dan para presiden serta wakil presiden terdahulu.

Presiden Jokowi yang menyampaikan pidato kenegaraan HUT ke-78 RI di Sidang Tahunan tersebut tampak mengenakan baju adat dari Tanimbar, Maluku. Beberapa tokoh negara pun memakai baju adat dari berbagai daerah, seperti Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri yang tampil anggun dengan memakai kebaya berwarna putih dengan bawahan kain batik bernuansa merah, serta dilengkapi dengan selendang yang diselempangkan di pundak.