Bagikan:

YOGYAKARTA – Tiba di gedung DPR sekitar pukul 08.35, Presiden RI Joko Widodo tampak mengenakan pakaian adat. Dalam rangka menghadiri Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR dan DPD Tahun 2023, bersama Ibu Iriana beliau menyiratkan filosofi pada busana yang dikenakan. Apa makna busana yang dipakai kepala negara bersama ibu negara tersebut? Begini penjelasannya.

Dengan memakai dalaman kemeja putih dan celana serta sepatu hitam, Presiden mengenakan kain tenun ikat Tanimbar berwarna cokelat yang membalut bagian dada memutari punggungnya. Di bagian kepala dibebatkan hiasan kain berwarna hitam dan kalung ornamen putih. Pakaian adat tersebut juga dilengkapi dengan ornamen lingkaran berukuran besar di bagian dada, serta sabuk pinggang berbahan tenun dengan warna dasar hitam bermotif garis merah pada ujungnya.

Sementara itu, Ibu Iriana tampak mengenakan setelan busana panjang berwarna emas yang dilengkapi dengan selendang dengan warna senada yang dipasang di pundak kanannya, serta riasan sederhana dan rambut digelung manis.

sejarah dan makna baju adat tanimbar yang dipakai jokowi
Ilustrasi sejarah dan makna baju adat tanimbar yang dipakai Jokowi (Sumber: Doc. Spesial)

Melansir laman resmi Dinas Pariwisata Provinsi Maluku, Rabu, 16 Agustus, Tenun Ikat Tanimbar merupakan salah satu jenis kain tradisional Indonesia yang berasal dari Kepulauan Tanimbar, Maluku Tenggara Barat. Kain tenun ini dibuat dengan menggabungkan benang secara memanjang dan melintang. Umumnya, motif yang dimiliki sangat beragam namun sebagian besar didominasi garis-garis dan diselingi corak tertentu diadaptasi dari motif binatang dan flora di alam sekitar.

Sejarah kain tenun Tanimbar

Sejak jaman dahulu, tradisi menenun lekat dengan masyarakat Tanimbar. Mulai dari menenun daun lontar hingga memintal kapas yang kemudian menjadi serat tenun. Di kepulauan ini, banyak kapas tumbuh sehingga menenun merupakan cara masyarakat untuk memberdayakan hasil kebun kapas. Motif yang dibuat sangat beragam, antara desa yang satu dengan lainnya memiliki ciri khas masing-masing. Umumnya, penenun adalah perempuan dan untuk menyelesaikan tenun membutuhkan waktu 7 hari disela aktivitas rumah tangga.

Tak hanya berbahan kapas yang dipintal, banyak pula tenun dari benang yang sudah jadi. Melansir laman Kemendikbud, untuk memudahkan penenun mengikat menjadi kain, rencana motif dan ornament digambar terlebih dahulu. Kemudian gambar tersebut dijadikan dasar bagi sang penenun untuk melakukan ikatan. Masih banyak pula penenun menggunakan pewarna alam, untuk warna hitam memakai daun taru, kuning daun mengkudu, dan merah memakai kulit pohon mangrove. Soal motif, antara motif klasik dan modern tidak mengalami perbedaan besar.

Makna motifnya beragam, misalnya kalau bermotif anak panah menggambarkan keperkasaan. Kalau motif manusia tidak berkepala melambangkan cerita lampau saat berburu.

Makna tenun ikat Tanimbar yang dipakai Presiden Jokowi

Motif kain tenun Tanimbar yang dikenakan Presiden Jokowi cukup filosofis. Pada tepian terluar tenun, bermotif bendera merah putih yang merupakan identitas dan simbol kedaulatan negara. Dibatasi dengan garis berwarna emas, secara keseluruhan kain tenun ini bermotif asli yang disebut Sair atau bendera. Motif ini cukup simbolis, pada bagian ornamen yang dibingkai motif bendera menggambarkan kekayaan alam dan kebudayaan masyarakat.

Hiasan kepala sebagai bagian dari busana adat yang digunakan Presiden Jokowi, melambangkan keberanian, kebesaran, dan keperkasaan sebagai pemimpin. Di samping Jokowi, Wakil presiden Ma’ruf Amin juga mengenakan pakaian adat khas Betawi. Pejabat negara lainnya, juga memakai busana adat Nusantara yang kaya corak serta makna filosofis.