<i>Brain Freeze</i>, Kepala Pening saat Konsumsi Minuman dan Makanan Dingin
Ilustrasi sakit kepala (Pexels/Polina Zimmerman)

Bagikan:

JAKARTA – Haus dan minuman dingin adalah pasangan serasi. Saat cuaca panas, tubuh membutuhkan hidrasi lebih. Berbagai jenis es tentu bikin tergiur untuk meneguknya. Namun, saat meneguknya seketika merasakan pening di bagian dahi, pelipis, pangkal hidung atau belakang mata. Ini dikenal dengan brain freeze.

Brain freeze, menurut Stephanie Vertrees, MD., spesialis sakit kepala, ahli saraf dan asisten profesor klinis di Texas A&M College of Medicine, terjadi ketika makanan dingin menyentuh sekumpulan saraf bagian belakang langit-langit, namanya sphenonpalatine ganglion (SPG).

Sekumpulan saraf ini sangat sensitif terhadap makanan dingin. Ketika dirangsang, saraf tersebut akan mengirim stimulus ke otak untuk mengalami sakit kepala. Respons saraf SPG tidak hanya terstimulus karena mengonsumsi makanan dan minuman dingin.

Terdapat beberapa penyebab lain yang memicu sakit kepala. Ketika Anda merasa migrain atau sakit kepala sebelah, ini juga respons saraf ganglion. Menurut Vertrees, beberapa orang yang merasakan migrain bisa disembuhkan dengan memicu brain freeze.

Namun, ini efeknya tidak sama pada setiap orang. Berdasarkan saran Vertrees, ada beberapa cara untuk meminimalisir kemungkinan merasa pening sesaat setelah minum es.

“Letakkan di depan mulut Anda, ini berguna untuk memperlambat laju stimulan,” kata Vertrees.

Namun, jika makan es krim, ada trik yang bisa membuat pening berhenti, yaitu dengan menekan lidah ke bagian langit-langit mulut. Panas dari lidah akan menghangatkan sinus di bagian belakang hidung dan kemudian menghangatkan ganglion penyebab brain freeze.

Brain freeze bukan gangguan yang membahayakan, menurut Wojtek Mydlarz, seorang asisten profesor otolaringologi-bedah kepala dan leher di Johns Hopkins. Satu hal yang paling masuk akal dan menyebabkan brain freeze adalah cairan dingin berada di langit-langit mulut yang bersuhu hangat.

Saat itu terjadi, pembuluh darah otomatis mengerut dan ini adalah refleks untuk mempertahankan suhu inti tubuh tetap stabil. Menurut Nauman Tariq, direktur Johns Hopkins Headache Center, penelitian menunjukkan penderita migrain memiliki kemungkinan lebih tinggi mengalami brain freeze.

Nyeri yang terjadi pada sekitar kepala akibat brain freeze akan lebih intens dan tajam jika dibandingkan dengan migrain. Rasanya seperti berdenyut-denyut di sekitar dahi. Rekomendasi dari Mydlarz, hindari mengonsumsi minuman dan makanan dingin jika sering mengalami brain freeze.

Jika memungkinkan, sebelum menelan makanan dan minuman dingin, tahan dulu di dalam mulut. Pada beberapa orang brain freeze akan berlangsung sangat singkat. Namun, pada beberapa orang membutuhkan aspirin atau obat sakit kepala untuk meredakannya.