Ketagihan Makanan, Jelas Pakar Disebabkan Hilangnya Kendali atas Porsi Asupan
Ilustrasi penyebab ketagihan makanan (Freepik/wayhomestudio)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Sebutan ketagihan, kerap disetarakan dengan rokok, narkoba, dan alkohol yang menyebabkan keinginan intens untuk mengkonsumsinya kembali. Tetapi bagaimana dengan ketagihan cokelat, kerupuk, atau boba? Ketagihan makanan ini, menurut profesor psikologi di bidang ilmu klinis Universitas of Michigan, Ashley Gearhardt, Ph.D., dilansir American Psychologycal Association, Senin, 17 April, memiliki kecenderungan makan berlebihan atau mengkonsumsi secara kompulsif di luar kendali sehingga mengganggu bahkan berkorelasi dengan perasaan tertekan.

Salah satu contoh, ketika mulai pekerjaan tertentu yang penuh tekanan dan stres, makanan favorit membantu meredakan stress. Apakah ini disebut bersifat adiktif? Gearhardt mencoba mengembangkan skala kecanduan makanan di Yale University. Kriteria diagnostik dipakai untuk menyebut ketagihan makanan sebagai ketergantungan zat pada makanan olahan. Dari skala tersebut, Gearhardt dan rekan serta penasihat penelitiannya, memperkirakan tingkat klinis pada ketagihan makanan ini.

penyebab ketagihan makanan
Ilustrasi penyebab ketagihan makanan (Freepik/wayhomestudio)

Penelitian tersebut memperkirakan 14 persen orang dewasa menunjukkan adiktif yang luar biasa pada hal tertentu. Sekitar 90 persen pada minuman, tetapi hanya sekitar 12-14 persen menunjukkan tanda kecanduan. Pada anak-anak dan remaja juga ditemukan sektiar 12 persen menunjukkan tanda-tanda tingkat klinis kecanduan makanan.

Jelas Gearhardt masih berkaitan dengan kecanduan makanan, menyebabkan masalah. Otak itu rentan, semakinAnda terpapar zat adiktif, semakin besar kemungkinan mengalami masalah. Kekhawatiran Gearhardt adalah terpaparnya anak-anak pada kandungan adiktif di industri makanan. Bukan hanya soal bahan yang kalau dikonsumsi porsi normal dikatakan aman, tetapi kalau ketagihan maka intensi makan berlebihan. Selain juga dikaitkan dengan hedonis, kesenangan, dan pengaturan emosi sejak usia sangat muda.

penyebab ketagihan makanan
Ilustrasi penyebab ketagihan makanan (Freepik/wayhomestudio)

Masalahnya, kalau makan secara emosional yang salah dipahami sebagai ketagihan makanan, dapat menyebabkan indeks massa tubuh lebih tinggi, kurang peka terhadap sinyal kenyang mereka, persentase tubuh lebih besar, dan berisiko. Dalam penelitian menunjukkan, seseorang yang menunjukkan pola asupan kecanduan kompulsif dengan makanan olahan, berisiko tinggi mengalami masalah kecanduan alkohol.

Masalah yang digarisbawahi Gearhardt adalah kecanduan makanan, tetapi makanan olahan. Kalau disetarakan, makanan olahan banyak sekali diproduksi. Bahkan lebih banyak dari makanan alami, misalnya pisang. Nah, makanan olahan kalau dimakan banyak-banyak dan cara makan yang cepat, maka pengaruhnya ke tubuh buruk. Kandungan dalam makanan olahan tersebut membuat sistem pencernaan bekerja cepat dan cepat masuk ke sistem darah. Saat kecanduan, otak kita sedang terpikat pada zat yang sangat kuat, berdampak, dan bermanfaat sehingga membuat kehilangan kendali dalam mengkonsumsinya.

Namun, kecanduan makanan tidak bisa dijelaskan sederhana, kata Gearhardt. Karena makanan sangat rumit, namun orang-orang yang mengkonsumsi secara berlebihan hingga hilang kendali atas asupan membuat buruk kesehatan. Kecanduan atau ketagihan makanan adalah respons adiktif dari rasa yang kuat. Kalau menurut Gearhardt, karbohidrat dan lemak atau bahan aman lainnya tidak membuat ketagihan. Tetapi perlu meregulasi emosi agar tidak rentan kecanduan makanan tertentu.