YOGYAKARTA – Anggapan bagi sebagian orang tua, anak yang gemuk begitu menggemaskan. Namun ada yang lebih esensial diperhatikan, yaitu kesehatan si buah hati. Karena ternyata, anak yang gemuk berpotensi kesehatan buruk di masa depannya.
Fakta mengenai kesehatan anak dipaparkan oleh dokter Nadya Hambali dari Ai-Care. Menurut dokter Nadya, anak-anak yang obesitas perlu dimonitor berat badannya. Pasalnya, kalau berkelanjutan akan memicu masalah kesehatan ke depan nanti.
Anak yang mengalami obesitas, meningkatkan risiko lima kali lipat untuk menjadi obesitas pada usia dewasa. Lebih berbahaya kalau anak mengalami obesitas sejak dini, karena dapat berkembang mengalami penyakit kronis. Seperti penyakit jantung, pembuluh darah, tekanan darah tinggi, hipertensi, diabetes, dan kanker. Oleh karena itu, orang tua perlu memonitor kesehatan anak di fasilitas kesehatan terdekat untuk dilakukan pemeriksaan antropometri.
Pemeriksaan antropometri, adalah pengukuran tinggi badan dan berat badan kemudian disesuaikan dengan chart pertumbuhan sesuai dengan usia dan jenis kelaminnya. Standar antropometri anak ini diterbitkan oleh WHO dan dimasukkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1995/Menkes/SK/XII/2010 berisi tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak.
Obesitas pada anak, bisa disebabkan beberapa faktor. Pertama, karena genetik atau riwayat keturunan yang tak bisa ditolak tetapi bisa dikelola supaya tidak membahayakan kesehatan. Kedua, faktor kebiasaan yang gemar konsumsi makanan manis, junk food, waktu tidur kurang, tak banyak beraktivitas, menjalani gaya hidup sedentary, ataupun karena kurang berolahraga.
Faktor ketiga yang menyebabkan anak mengalami obesitas, bisa karena kelainan hormonal yang disebabkan penyakit lainnya. Ada pula obesitas pada anak yang disebabkan faktor psikososial atau kesehatan mental anak dan juga faktor lingkungan. Di mana dukungan lingkungan sekitar penting dalam menciptakan gaya hidup yang sehat untuk anak.
Mengingat pentingnya orang tua dalam membentuk gaya hidup, maka diperlukan perilaku gaya hidup dan memberikan gizi secara seimbang. Misalnya dengan memberikan makanan yang sehat, segar, seperti buah-buahan, sayur-sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian yang rendah kalori tetapi tinggi protein, serat, mineral, serta vitamin.
Penting pula bagi orang tua untuk mengolah makanan untuk anak secara sehat. Minimalisir makanan yang digoreng dan pilih alternatif memasak dengan direbus atau dipanggang dengan minyak yang lebih sedikit. Pesan dokter Nadya, hindari pula pemberian makanan kemasan karena mengandung perisa dan tinggi kalori.
Ditambah lagi, orang tua perlu memastikan anak minum secara teratur. Karena kadang haus dan lapar dirasa sama, maka upayakan anak cukup minum air mineral dan memiliki jam makan yang konsisten.
BACA JUGA:
Selain itu, untuk mendukung perkembangan dan pertumbuhan optimal, upayakan untuk cukup bergerak dan berolahraga. Batasi hanya duduk dan main gawai pintar. Saran dokter Nadya, anak usia 3-5 tahun disarankan tetap bergerak aktif setiap harinya. Pada usia 6-12 tahun disarankan berolahraga intensitas sedang hingga berat selama 60 menit setiap hari. Sedangkan pada malam hari, usahakan anak mendapatkan tidur cukup sehingga bisa beraktivitas normal keesokan harinya.
Apabila saat ini anak Anda mengalami kelebihan berat badan, berikan target penurunan sesuai usianya. Untuk anak usia di bawah 12 tahun, target penurunan berat badan hanya boleh 0,5 kilogram setiap minggu. Di atas usia tersebut, hanya boleh penurunan berat badan 1 kilogram per minggu. Pola penurunan berat badan harus tetap mencukupi kebutuhan gizi anak-anak. Maka, penurunan berat badan anak harus dilakukan secara bertahap agar pertumbuhan dan perkembangan tetap optimal.