Eksklusif Annette Deoarda Selipkan Kampanye Kesehatan Mental di Setiap Karya 
Annette Deoarda (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Jalan karir setiap orang berbeda-beda, ada yang langsung sukses, ada pula yang harus merangkak dari posisi bawah hingga naik ke atas. Seperti Annette Edoarda yang mengawali perjalanan kariernya berakting sebagai pemeran pengganti atau stuntwoman Shandy Aulia di film Tarot (2017). 

Sempat pesimis dan pulang kampung ke Manado, kini, Annette sudah membintangi banyal judul film dan web series. Setelah membintangi The Doll, Bukan Cinderella, dan Jakarta Undercover, Annette tampil kembali dalam film Argantara. 

"Aku di film Argantara ini berperan sebagai Ghea. Ghea ini satu-satunya sahabatnya Natasha Wilona yang berperan sebagai Syera. Aku yang kadang mensupport dia, kadang marah-marahin dia dan karena dia pintar jadinya aku suka nyontek dan malas bikin PR. Ada satu sahabat yang pintar, saya pergunakan tapi mereka sahabatannya pure," katanya saat berkunjung ke kantor VOI, Tanah Abang, beberapa waktu lalu.

Saat diberitahu akan menjadi lawan main Aliando Syarief dan Natasha Wilona, Annette mengaku terkejut dan bahagia. Apalagi saat membangun chemistry dengan Wilona berjalan lancar. 

Annette Deoarda (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

"Wilona di kehidupan nyata dia juga baik dan gampang masuk. Dan sebelum kita syuting tuh kita ada workshop tuh hampir sebulan kayak pas reading ketemu, ngobrol, cerita, jadi bangun chemistrynya. Menurut aku Wilona profesional juga jadi saat kita di set, kita selalu bangun chemistrynya bareng. Kita suka makan bareng," kenangnya.

Di film Argantara, Annete merasa beruntung karena tidak cuma konflik cinta dan persahabatan yang ditonjolkan. "Ada bumbu sedikit soal nikah muda karena mungkin di film ini ingin mengangkat kalau di luar sana masih banyak orang-orang masih muda sudah nikah tapi itu kan tergantung pilihan masing-masing," katanya.

"Ada yang dipaksa, ada yang memang pengen nikah muda, ada yang mau lepas dari tanggung jawab keluarga jadi menurut aku tergantung dari pribadi masing-masing. Nah kalau di film ini, diceritanya kan seperti jaman dulu," paparnya. 

Di kehidupan nyata, Annette mengaku pernah sih disuruh nikah muda. Namun, pengalaman di sinetron Kecil Kecil Jadi Manten membuatnya langsung balik kanan. 

Annette Deoarda (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

"Aku sempat main sinetron yaitu Kecil Kecil Jadi Manten. Disitu aku baru berumur 17 tahun terus aku dijodohkan, dinikahkan sama peran Anwar. Di situ aku dinikahkan jadi selama aku syuting itu, aku belajar jadi istri untuk seorang suami. Karena kan di situ dituntut lo jadi istri orang. Udah punya anak segala macam jadi kayak tahu gimana sih hidup berumah tangga itu. Enggak deh nikah muda," paparnya.

Untuk mendapatkan pendalaman, gadis 24 tahun itu sempat riset pada temannya yang menikah muda. "Dia masih muda udah nikah jadi aku riset dari dia. Terus aku suka nanya apa sih yang didapetin. Ada plus minusnya, dia bahagia, dia senang bisa nikah muda, punya keluarga dan punya anak tapi minusnya kehidupan sosial dia berkurang karena harus di rumah prioritasin suami dan anak di umur yang seharusnya untuk fun, main sama teman jalan-jalan eh dia udah punya tanggung jawab sendiri," jelasnya.

"Tapi kita yang fun masih suka jalan sama teman-teman nih ngeliat dia tuh pengin punya anak, punya suami. Nah justru sebaliknya dia ngeliat kita tuh pengen keluar kayak kita masih nongkrong, kemana-mana bebas, gak ada yang dibawa ditenteng. Ada plus minusnya jadi tinggal kita memilih kehidupan mana yang kita ingin pilih," lanjutnya. 

Annette tak menampik pernah mengucap ingin menikah muda saat berumur 17-18 tahun, Namun, seiring bertambahnya umur, dia lebih memprioritaskan kematangan pikir, stabilnya pekerjaan, juga kesehatan mentalnya. 

"Aku gak mau di saat aku menikah, ternyata diri aku belum siap. Kasihan anak aku nanti karena mental aku jadi aku ingin mempersiapkan semuanya di umur dan matengin diri aku, lebih baik lagi jalanin hidup, baru aku ingin menikah dan punya anak," tegasnya.

Sehat Media Sosial, Sehat Mental 

Annette Deoarda (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

Kesehatan mental menjadi salah satu konsentrasi Annette Deoarda. Dia mengakui mentalnya bisa tiba-tiba down. Karena itu, dia tak ingin buru-buru menikah sebelum selesai dengan dirinya sendiri. 

"Jadi aku mau bisa ngurus diri sendiri dulu, baru bisa ngurus suami dan anak. Aku pernah baca karena penyakit mental anak turun dari orang tua. Misal dia belum sembuh dengan dirinya ternyata gak sadar anaknya belajar. Di saat aku ingin menikah aku harus selesai dengan masa lalu aku biar anak aku gak merasakannya," harapnya. 

Untuk menjaga mental, Annette memilih olahraga karena bisa mengeluarkan hormon endorfin sama lingkungan. "Aku berteman sama siapapun tapi hanya beberapa yang percaya. Termasuk di media sosial. Tapi ada kalanya butuh detoc media sosial," katanya.

Annette mencontohkan suka follow sama siapa saja, namun tak suka terlalu terbawa perasaan dengan unggahannya. "Bahkan orang jauh aja aku follow padahal ngobrol juga jarang. Demi menjaga kesehatan aku, aku gak melihat mereka biar gak ada banding-bandingin diri. Kalau menurut aku toxic ya aku mute. Balik lagi ke diri sendiri, Annette tuh maunya apa," jelasnya.

Di saat capek, Annette meminta waktu untuk jalan-jalan untuk menyehatkan pikirannya kembali. Selain itu, Annete juga puasa dari media sosial. 

Annette Deoarda (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

"Gak mau terlalu kepo karena secara gak sadar, kita terlalu kepo sama kehidupan orang dan kita omongin. Itu gak bagus. Justru aku tahu misalnya dia gini dia gini oh aku happy tapi misalnya ada beberapa orang yang kok hidupnya gini ya mending urus hidup lo dulu. Aku membatasi kayak gitu," tegasnya.

Annete mengaku pernah merasa down karena komentar di media sosial. "Jadi kan kita kan kalo kerja di dunia entertainment kita gak milih kerja sama dia. Misal sama A yang banyak fansnya dan suka ngejodohin sedangkan aku harus bangun chemistry sama dia. Kesebar foto lagi bangun chemistry nah fansnya nyerbu. Aku baca tapi gak aku masukin ke hati. Aku off Instagram TikTok, cuma butuh WhatsApp sama telepon," tegasnya.

Annette pun menjaga mentalnya dengan mengatur penggunaan media sosial. Bak bermata dua, media sosial bagianya bisa menguntungkan tapi juga bisa membuat pikiran tidak sehat. 

"Sekarang mungkin karena ada media sosial itu sangat mempengaruhi. Ketika pas SMA kita dipukul guru karena gak bikin PR ya kita salah, zaman dulu ya aku merasa wajar. Kalo sekarang lebih banyak speak up, dipukul ya langsung di media sosial," katanya. 

Kemudahan mengunggah foto atau video di mesia sosial, sayangnya tak dibarengi dengan pemikiran baik buruknya. "Aku melihat sekarang media sosial misal ada orang berantem itu pasti ada handphone merekam buat viral. Ya sebenarnya balik ke orangnya lagi sih mungkin pengin viralin beritanya cuman kalo beritanya besar ya gak apa apa tapi kalau kesenggol terus viralin sih masih banyak berita lain," keluhnya.

Annette Deoarda (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

Annette menyayangkan jika dampaknya sampai pada anak kecil yang logikanya belum utuh. "Soalnya sekarang anak-anak kecil, anak SD itu udah pegang handphone dan mereka belajarnya di media. Kalau kita gak bisa memberitakan yang baik, kasihan merekanya juga terpengaruh ke bawah," paparnya.

Memahami setiap fungsi yang ada dalam media sosial, menjadi kunci Annette untuk mengontrol diri. Dia hanya ingin memanfaatkan media sosial dengan mendengar yang positif. 

"Contoh Instagram sama TikTok. Kalau kita scroll tuh sekarang ada pilihan Not Interested jadi kalau aku merasa video gak berguna ya gak interested. Media sosial tuh ada plus minusnya kayak menurut aku bisa tahu banyak hal dan aku memanfaatkan Instagram dengan ini," terangnya. 

Dia tak menampik kerap menerima income dari media sosial. Namun, pendapatan tak membuatnya buta hati. 

"Tapi kita sebagai artis harus filter. Contoh endorsement mau masuk tapi judi online. Ya balik ke pribadi masing-masing tapi kalau aku lebih melihat yang orang tertarik atau positif.Ya balik ke aku tadi. Selain aku kerja di entertainment di akting, aku bisa mempergunakan media sosial lebih baik," tegasnya. 

"Selama membagikan positif dan gak merugikan orang lain. Aku selalu kerja pakai hati apa pun cuma endorse kecil besar ya pakai hati. Menurut aku, aku harus menjaga itu karena sekalinya nama aku rusak ya gak ada yang mau pakai aku kan. Income ya senang buat jajan nongkrong," katanya merendah.