Bagikan:

JAKARTA - Sering disepelekan, varises bukan sekadar urusan estetika, tetapi juga kesehatan karena komplikasi dari varises dapat mengakibatkan serangan jantung hingga stroke. Waspadai varises agar hasil penanganannya lebih baik.

Menurut dr. Febiansyah Kartadinata Rachim, Sp. B, Subsp. BVE (K), varises yang tidak ditangani bisa menyebabkan peningkatan rasa sakit, pembengkakan dan peradangan pada pembuluh darah. Dokter yang praktik di RS Pondok Indah - Pondok Indah itu mengatakan bahwa varises terjadi ketika ada kerusakan katup pada pembuluh darah sehingga aliran darah ke jantung menjadi terganggu. Aliran yang melambat membuat darah bisa menggumpal.

Gumpalan tersebut lama kelamaan bisa menimbulkan penggumpalan darah di vena dalam (deep vein thrombosis) yang dapat menyebabkan aliran darah jadi tersumbat. Gumpalan tersebut bisa terlepas dan terbawa ke dalam sirkulasi darah.

"Kalau gumpalan itu tersangkut ke jantung, bisa serangan jantung. Tersangkut ke otak bisa menyebabkan stroke, jika tersangkut di kaki saya sebut stroke kaki (limb ischemic)," jelas Dokter Spesialis Bedah Subspesialis Bedah Vaskular dan Endovaskular (Konsultan) itu.

Ia menegaskan varises bukan cuma masalah kosmetik, tetapi penyakit yang dapat memberikan efek berbahaya bila dibiarkan begitu saja. Varises yang tak ditangani bisa menurunkan kualitas hidup, kata dia.

Varises adalah insufisiensi vena kronis, di mana ada gangguan aliran darah dari pembuluh darah vena tungkai ke jantung. Varises terjadi akibat dari abnormalitas fungsi sistem vena yang disebabkan inkompetensi katup vena.

Ketika katup bekerja secara baik, darah bisa mengalir dengan lancar ke jantung. Pada varises, katup di pembuluh darah vena mengalami malfungsi.

Bila terkena varises, seseorang bisa mengonsumsi obat-obatan, suntik varises atau skleroterapi, atau terapi kompresi dengan stocking. Penggunaan stocking dilakukan untuk melancarkan aliran darah dari kaki ke jantung,

Namun, skleroterapi bukan pilihan pertama untuk penyakit vena kronik C2-C6, terapi ini adalah pilihan kedua untuk pasian yang tidak bisa menjalani pembedahan terbuka atau tindakan minimal invasif.

Terapi yang utama, jelas dia, adalah pembedahan terbuka dan flebektomi serta tindakan minimal invasif yang membuat darah tidak lagi mengalir ke pembuluh darah yang rusak.