Bagikan:

JAKARTA - Vino G Bastian menumpuk kesuksesan di penghujung tahun 2022. Dua film yang dibintanginya mendapat jutaan penonton, Miracle Cell No. 7 dan Qodrat. Selain itu, Vino juga dinobatkan sebagai Aktor Utama Terbaik Genre Drama Festival Film Wartawan Indonesia XII tahun 2022.

Sebagai pemain, Vino mengaku jujur tak bisa memprediksi kesuksesan film yang dibintanginya. Karena film adalah kerja kolektif yang dikerjakan secara bersama-sama sehingga keberhasilan tidak hanya ditentukan oleh pemainnya saja.

"Sebenarnya rumusan untuk sebuah film menjadi laku itu gak ada sih. Ditanyakan ke tim promo manapun untuk bisa mencapai jutaan penonton ditanya rumusnya itu gak ada," ujarnya saat bertandang ke kantor VOI, Tanah Abang, Jakarta Pusat beberapa waktu lalu.

Namun, Vino yakin peran Intellectual Property (IP) sebuah film bisa membuat penonton penasaran dan mendorong mereka nonton di bioskop. "IP adalah hal yang cukup penting untuk membangun base promosi yang cukup besar. Miracle in Cell No. 7 dan Warkop DKI Reborn adalah IP yang cukup besar," kata Vino mencontohkan.

Vino G Bastian (Foto: Avatara88, DI: Andry Winarko/VOI)

"Warkop DKI itu sangat besar di Indonesia tapi Miracle in Cell No. 7 masih dipertanyakan begitu karena kan dia besarnya dari film luar adaptasi Korea.

Gimana caranya kita bikin film ini jadi besar di sini. Pastinya ada ramuan khusus dari produser, sutradara, penulis untuk sampai ke tahap yang sampai difilmkan," katanya.

Membangun IP yang baru adalah tantangan paling sulit dalam film. Seperti film Qodrat yang baru dirilis Magma Film dan Rapi Film. Film horor pertama Vino ini mampu mendulang 1,3 juta lebih penonton dalam dua minggu waktu penayangannya.

Sebagai aktor, suami Marsha Timothy ini berusaha yang terbaik untuk tetap fokus dan total. "Masalah nanti film ini berhasil gak berhasil yang penting prosesnya dulu dikerjakan. Alhamdulillah Miracle in Cell ini berhasil meraih 5 juta penonton dan itu cukup surprised buat saya pribadi dan cukup membanggakan karena kita gak expect gak berpikir akan sampai ke angka 5," jelasnya.

Vino G Bastian (Foto: Avatara88, DI: Andry Winarko/VOI)

Setelah film Miracle Cell No. 7 turun layar, Vino kembali dengan Qodrat dan juga berhasil tembus jutaan penonton. "Di angka 2 atau 3 aja kita anggap udah jackpot apalagi sampai ke 5 juta penonton." katanya.

Menurut Vino, keberhasilan aktingnya bukan cuma diukur dari jumlah penonton. Tapi, bagaimana peran yang dimainkannya menjadi inspirasi bagi penonton.

"Film Miracle Cell No.7 menginspirasi anak-anak untuk sayang keluarganya menurut saya itu bonus yang luar biasa. Sayang banget sama film ini," terangnya.

Ketika menerima tawaran peran, Vino sudah membayangkan bagaimana mengembangkan karakternya. Tak mau setengah-setengah, Vino melakukan riset untuk peran Dodo di Miracle Cell No. 7.

"Dari awal ketika saya mendapatkan karakter dodo rozak. Yang pertama saya kejar itu saya gak mau karakter disabilitas ini salah. Karena kalau saya salah, saya mengacaukan seluruh filmnya. Langkah pertama saya datang ke ahlinya karena saya benar benar buta soal disabilitas. Saya bawa skrip ini bertemu teman-teman psikolog yang justifikasi disabilitas apa yang tepat untuk dodo rozak ini. Karena karakternya berbeda dengan film aslinya lalu psikolognya bilang ini intelektual disabilitas tingkat sedang plus ada autisnya," kenangnya.

Selain itu, Vino juga bertemu dengan anak yang berkebutuhan khusus dan berbincang dengan ke psikolog yang lain. "Mereka punya pandangan yang sama terhadap karakter ini. Terakhir saya datang ke yayasan asih, saya lihat anak-anaknya langsung bagaimana sih karakter intelektual disabilitas yang cross sama autism tuh gimana," katanya.

Ketika film ini tembus 5 juta penonton saya merasa tenang bahwa apa yang kita perjuangkan selama ini gak sia sia. "Dan saya banyak terima DM dari teman-teman psikolog, guru guru SD, SLB, para pejuang disabilitas gitu yang memberi apresiasi kepada Dodo Rozak ini," katanya.

Tak Pernah Puas Memberi yang Terbaik

Vino G Bastian (Foto: Avatara88, DI: Andry Winarko/VOI)

Di film Qodrat, Vino juga memberlakukan proses yang sama. Dengan hati-hati, Vino didampingi pakar Rukyah untuk perannya sebagai seorang Ustaz.

"Selama syuting ada yang memastikan bacaan dan proses rukyah yang dilakukan tidak salah. Jadi tidak sembarang membuat adegan," tegasnya.

Qodrat menjadi film Indonesia ke-12 dengan peraihan 1 juta penonton. Angka ini akan terus bertambah mengingat penayangan masih terhitung sebentar.

Genre horor adalah pilihan baru bagi Vino sehingga dia merasa sudah memilih langkah yang tepat. "Sebenarnya, Qodrat bukanlah tawaran film horor pertama yang saya terima. Saya mendapat banyak tawaran tapi rasanya belum pas saja. Ketika tawaran Qodrat ini saya terima sepertinya semua pas. Waktunya bisa dan karakternya sangat berbeda dengan film horor Indonesia biasanya," kata Vino.

"Film horor kan biasanya yang menjual hantunya. Biasanya film horor ustaz jadi pelengkap saja, tapi di sini justru dari sisi ustaz-nya yang membangun cerita. Qodrat ini mempertanyakan apakah dia layak disebur ustaz? Saya pikir ini pas untuk film horor pertama saya,” kata Vino G Bastian.

Vino G Bastian (Foto: Avatara88, DI: Andry Winarko/VOI)

Meskipun sudah membukukan banyak kesuksesan, Vino G Bastian masih terus mengasah kemampuan aktingnya. Dia mengaku tak pernah puas dengan setiap peran yang dimainkan.

"Kalo merasa puas sih enggak akan pernah puas tapi ketika kita bermain film, ketika nama karakter kita lebih dikenal daripada nama kita sendiri itu buat saya keberhasilan tersendiri," terangnya.

Dulu ketika Catatan Akhir Sekolah, kenang Vino, orang orang manggil saya Arian. "Orang gak ada yang tahu nama saya. Ketika main realita Cinta Rock n Roll, sampai sekarang saya dipanggil Ipang," paparnya.

Vino senang karakternya bisa mewakili suara penonton yang sulit disampaikan. "Saya senang main film anak-anak muda karena era itu gak ada film anak muda yang vokal yang speak up tentang jati diri mereka. Anak-anak itu dibungkam sama metode orang tua. Jaman itu saya bisa memerankan film-film yang bisa mewakili anak muda pada saat itu," jelasnya.

Vino G Bastian (Foto: Puput Puji, DI: Andry Winarko/VOI)

Tak mau sombong, dia mengakui tak semua peran yang dimainkannya berhasil. Banyak pula yang dilupakan penonton begitu saja setelah keluar dari bioskop.

"Terus ketika di Serigala Terakhir, orang kenal saya Jarot dibandingkan Vino dan tapi tetap gak semuanya berhasil. Ada juga yang gak sukses," katanya.

Peran Dodo dalam Miracle in Cell No 7 membuatnya dipanggil Bapak Dodo. Hal itu membuatnya bangga.

"Bapak dodo ini buat saya bukan cuma mengalahkan nama saya sendiri tapi orang udah lupa karakter ini pernah ada di Korea Selatan. Terus ada teman saya mba Chintya Lamusu ketika dia nonton film ini, dia ke makam ayahnya, dia rindu sama ayahnya. Dan itu bukan bagian dari tim promo kita," terangnya.

"Itu organik sekali dan mungkin itu efek dirasakan teman teman semuanya jadi efeknya berbeda bahkan ada yang belum lama ini dia nonton, dia sedih bukan karena sosok orang tua tapi dia nonton sendiri gak ada sahabat-sahabatnya, sedangkan film ini menceritakan persahabatan. Itu jadi inspirasi yang berbeda lagi gitu," katanya.

Ingin terus berkarir sebagai aktor, Vino G Bastian akan berusaha memberi yang terbaik bagi penonton. Dia berterimakasih atas semua dukungan yang diperolehnya.

"Buat subjektif saya alhamdulillah saya bisa kembali ke titik itu ketika saya pernah capai dalam film-film sebelumnya. Karena gak gampang bikin orang percaya itu Dodo Rozak dan bukan Vino. Dan belum tentu ke depannya saya bisa mendapatkan karakter atau film senge-blend ini sehingga orang lupa dengan siapa sih Vino. Jadi ya terima kasih banget," pungkasnya.