YOGYAKARTA – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI menarik ijin edar produk es krim Haagen-Dazs rasa vanila. Dalam es krim lembut varian vanila dari merek asal Amerika Serikat tersebut ditemukan kadar etilen oksida melebihi batas izin European Union (EU).
Apa bahaya kadar etilen oksida bagi kesehatan apabila melebihi batas aman dalam pemakaiannya? Melansir Food Watch, Jumat, 22 Juli, pada bulan September 2020, sejumlah makanan di Prancis ditarik peredaran karena mengandung ethylene oxide (C2H2O) yang bersifat karsinogenik dan dilarang. Pertama kalinya Belgia melaporkan bahwa biji wijen dari India terkontaminasi etilen oksida. Sementara pada kasus tersebut etilen oksida digunakan untuk memerangi jamur dan bakteri di sejumlah negara di Luar UE. Di Eropa, produsen makanan terutama yang mengandung residu etilen oksida dianggap melanggar hukum.
Etilen oksida, menurut CDC (Centers For Disease Control and Prevention), ialah gas yang mudah terbakar dan memiliki aroma agak manis. Paparan etilen oksida dapat menyebabkan sakit kepala, mual, muntah, diare, kesulitan bernapas, kantuk, lemah, kelelahan, mata dan kulit terbakar, radang dingin, dan efek reproduksi. Tingkat paparan dan risiko tergantung pada dosis, durasi, dan beratnya pekerjaan yang dilakukan.
Pada satu sisi, etilen oksida banyak dipakai dalam industry, terutama membuat etilen glikol, produk yang digunakan dalam antibeku dan polyester. Beberapa pekerja yang berisiko terpapar etilen oksida adalah pekerja pabrik yang menggunakannya untuk memproduksi pelarut, antibeku, tekstil, deterjen, perekat, dan busa poliuretan. Selain itu, pekerja pabrik yang memproduksi etilen oksida dan pekerja pertanian yang memakainya sebagai pengendali serangga juga berisiko tinggi. Ditambah lagi, pekerja rumah sakit yang memakai etilen oksida untuk mensterilkan peralatan serta perlengkapan medis.
Penggunaan etilen oksida dalam makanan, digunakan untuk mengolah bahan makanan tertentu sebelum diekspor. Bahan ini dipakai di Prancis dipakai dalam produk biji wijen, es krim, merica, jahe, bawang merah, kopi, roti, kua kering, dan makanan siap saji. Penarikan dari peredaran produk-produk yang terkontaminasi etilen oksida, bertujuan untuk melindungi kesehatan konsumen.
Pada es krim, etilen oksida digunakan sebagai zat pengental. Berdasarkan keputusan Komisi Eropa, dengan jelas menyatakan bahwa produk yang mengandung aditif E410 yang diketahui terkontaminasi etilen oksida, dinyatakan berisiko. Di dalam ketentuan hukum yang ditetapkan dalam Undang-Undang Umum Pangan COM 178/2002, tidak ada tingkat paparan yang aman bagi konsumen. Oleh karena itu tingkat apapun dapat menghadirkan potensi risiko bagi konsumen.
Ambang batas yang dapat dideteksi yaitu 0.02 mg/kg. Bahkan pada tingkat paparan yang sangat rendah, dikaitkan dengan risiko kanker.
BACA JUGA:
Produk es krim Haagen-Dazs yang ditarik dari peredaran ialah yang varian vanila dengan kemasan 100 ml (Minicup), 473 ml (Pint), dan 9,37 liter (Bulk Can). Melansir Kompas, temuan jejak etilen oksida dalam jumlah yang sangat kecil dengan rentang tanggal produksi 01/06/2021 hingga 03/15/2022 dan tanggal baik dikonsumsi 01/08/2022 hingga 27/07/2023.
Pihak Haagen-Dazs, diwakili CEO Haagen-Dazs Indonesia, Dita Soedarjo, menginformasikan pada konsumen yang terlanjur membeli produk Haagen Dazs varian vanilla dengan kode produksi dan tanggal baik dikonsumsi tersebut, bisa ditukar dengan varian lain di store Haagen Dazs. Selain varian vanila, ada 11 varian lain yang ditarik dari peredaran.