Bagikan:

JAKARTA - Kabar kematian bintang porno, Rina Arano menyedot perhatian dunia. Bukan cuma publik Jepang yang merasa iba, tapi beberapa media dari beberapa negara turut memberitakannya.

Dikutip dari Japan Times, Rina sebenarnya sudah dilaporkan menghilang pada tanggal 5 Juni. Keluarga melapor pada kepolisian setempat tiga hari kemudian. Namun, jejaknya tak kunjung ditemukan.

Hingga tanggal 14 Juni lalu, tubuhnya ditemukan diikat di pohon tanpa busana dalam kondisi membusuk. Sejumlah media, seperti New York Post dan The Sun bahkan mewartakan kondisi jenazah Rina Arano tersebut.

"Rina Arano diikat di pohon tanpa busana dan telah meninggal sekitar dua minggu. Kami masih menyelidiki penyebab kematiannya," ungkap polisi dalam pernyataan resminya, seperti dikutip dari Marco.

Dari autopsi ditemukan bahwa penyebab kematiannya karena patahnya tulang hyoid (tulang sekitar leher). Menurut investigator, ada kemungkinan Rina dicekik hingga tewas.

Tim investigator lantas menangkap pria yang ditemui Arano sebelum menghilang dan meninggal dunia, Hiroyuki Sanpei. Penyelidik menduga keduanya bertemu di Stasiun Mito di Prefektur Ibaraki pada 5 Juni, setelah keduanya saling bertukar pesan pribadi di Twitter. Pesan teks ini juga ditemukan di smartphone Sanpei.

Pihak kepolisian menyebutkan, bahwa setelah menjemput Arano di stasiun, Sanpei pergi ke vilanya di Hitachiota. Piranti perekam yang dipasang di mobil Sanpei menangkap gambar mobil yang melaju di sepanjang jalan hutan yang tampaknya berada di dekat tempat jenazah ditemukan.

Polisi menangkap Hiroyuki Sanpei atas tuduhan menculik dan menyekap Rina Arano. Sanpei sendiri membantah kecurigaan tersebut, dan mengaku membawa Arano bersamanya ke vila dan kemudian menurunkannya di toko dekat lokasi tersebut. Seorang sumber mengatakan polisi menemukan smartphone Arano di vila Sanpei.

Setelah kematiannya, Rina Arano namanya menjadi dibicarakan dunia. Menurut majalah She The People, Rina dibayar sekitar seribu dollar atau sekitar Rp 15 juta untuk sekali pemotretan.