Karyawan <i>The Ellen Show</i> Anggap Permintaan Maaf Ellen DeGeneres Tidak Tulus
Ellen DeGeneres (The Ellen Show)

Bagikan:

JAKARTA - Ellen DeGeneres membuka musim ke-18 The Ellen Show dengan sebuah permintaan maaf. Aksi Ellen ini menimbulkan reaksi campur aduk dari karyawan maupun mantan karyawan The Ellen Show.

Kepada BuzzFeed pada Rabu, 23 September, mereka menganggap cara Ellen meminta maaf tidak terdengar seperti orang meminta maaf. Lingkungan perusahaan yang toxic, rasisme, pelecehan seksual dan hal lainnya malah dibalas dengan bercanda.

“Bagaimana musim panas kalian? Baik, ya? Saya juga baik. Sangat baik,” katanya dengan sarkasme dalam acara tersebut.

Mereka juga menganggap permintaan maaf itu tidak tulus. Ellen yang membicarakan citra wanita baik (be kind lady) juga terdengar mengejek dan tidak sesuai dengan segala kesalahan yang ia buat.

“Ketika ia berkata, ‘Oh, musim panasku juga baik’ dan hal tersebut menjadi lucu, saya pikir, ‘Ini lucu karena Anda melewati musim panas dengan sulit karena semua orang menyebut nama Anda karena lingkungan kerja yang toxic dan sekarang Anda yang menderita?” kata mantan karyawan itu kepada BuzzFeed.

Menurut mantan karyawan lainnya, Ellen malah mengubah trauma seluruh korban menjadi sebuah lawakan semata-mata untuk televisi.

Di sisi lain, karyawan The Ellen Show menyebutkan cara Ellen ‘kembali’ ke publik adalah sesuatu yang baik tetapi terlalu taktis. “Ia membagikannya sekarang karena ini minggu penayangan perdana (musim ke-18) dan untuk mendapatkan penonton sehingga ini kebalikan dari seluruh pesan yang dimaksud.”

“Menarik bagaimana permintaan maaf ini didiskusikan. Mulai dari lingkungan di mana tidak boleh ada yang mengatakan sampai menjadi poin pertama acaranya itu adalah hal yang baik.”

Ada juga yang menganggap cara Ellen meminta maaf seakan akan membuat kejadian tersebut hanya terjadi sesaat bukan sesuatu yang sudah lama terjadi.

BuzzFeed menjadi media pertama yang membuka pengalaman mantan karyawan The Ellen Show atas klaim mereka yang merasakan rasisme, ketakutan, dan intimidasi dari direksi.

Tidak berhenti dari situ, sejumlah karyawan ini juga menyebut adanya pelecehan seksual dari direksi serta produser eksekutif. Alhasil tiga produser eksekutif (Ed Glavin, Kevin Leman, Jonathan Norman) dipecat pada Agustus setelah melewati investigasi WarnerMedia.