JAKARTA – Mimik wajah bisa diibaratkan sebagai perangkat komunikasi. Ketika seseorang di depan Anda melemparkan senyuman, awas jangan salah paham.
Senyuman menurut Ronald E. Riggio, Ph.D., -seorang profesor Leadership and Organizational Psychology di Claremont McKenna College- kerap diasosiasikan menyampaikan kebahagiaan, sikap, dan emosi. Jenis-jenis senyuman dan maknanya bisa diidentifikasi lewat gerakan otot-otot wajah.
Mengutip tulisan Riggio di Psychology Today, ada 5 jenis senyuman dan masing-masing memiliki makna yang berbeda. Jadi, Anda pernah mendapat senyuman jenis yang mana dari orang di depan Anda?
1. Senyum Duchenne menggambarkan kebahagiaan
Psikolog dan pakar komunikasi non verbal, Paul Ekman menggunakan istilah senyum Duchenne untuk menggambarkan senyum kebahagiaan yang sebenarnya. Selain sudut mulut yang terbaik, senyum Duchenne ditandai dengan mata menyipit dan bahagia meninggalkan kerutan di sudut mata.
2. Senyum palsu
Membaca sebutannya mungkin membuat Anda merasa gemas. Mengapa seseorang harus melemparkan senyum palsu? Seseorang yang berpura-pura bahagia, mungkin, terpaksa memberi senyuman pada orang lain untuk memperbaiki suasana hatinya.
Senyum palsu kerap kita lakukan ketika aba-aba ‘senyum ke kamera’ dan sesaat otot-otot wajah terpaksa ditarik untuk menampilkan senyuman pura-pura bahagia.
3. Senyum yang tidak nyaman
Ketika seseorang merasa tidak nyaman, seperti ketika mendengar orang lain mengatakan sesuatu yang tidak pantas, mereka mungkin akan pasang senyum tidak nyaman untuk menutupi perasaannya.
BACA JUGA:
4. Senyum menggoda
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Riiggio, ketika orang mencoba untuk menggoda biasanya menunjukkan pengaruh positif. Dengan tersenyum tipis disertai kontak mata langsung, pandangan lembut tetapi ada gelombang senyuman yang tertahan.
Menariknya jenis senyuman ini bisa diikuti dengan gestur memiringkan kepala, melirik, menunjukkan kebanggaan, atau bahkan berperilaku dominan.
5. Senyum sarkastik
Saat seseorang tersenyum sarkastik, garis mulut terlihat terbalik. Mata lebih berbicara daripada otot-otot wajah yang bergerak. Seperti ada ekspresi jijik, geli, atau rasa tidak suka.
Senyuman bisa menyampaikan berbagai bentuk pesan. Seperti yang dijelaskan di atas, ada orang-orang yang memilih tetap tersenyum meskipun tidak ingin. Tetapi jika dihitung setiap harinya, mungkin ada ratusan kali kita melemparkan senyuman sebagai moda interaksi dengan orang disekitar.