Bagikan:

JAKARTA - Kecanduan pornografi adalah masalah yang semakin umum di era digital. Akses yang mudah dan luasnya variasi konten membuat banyak orang terjebak dalam pola konsumsi pornografi yang berlebihan.

Meski sering dianggap sepele, kecanduan pornografi bisa berdampak serius pada kesehatan mental, hubungan sosial, dan kualitas hidup seseorang. Kecanduan pornografi terjadi ketika seseorang tidak mampu mengontrol konsumsi konten pornografi meskipun menyadari dampak negatifnya.

Dilansir dari laman addictionresource, 4 alasan utama mengapa seseorang bisa kecanduan pornografi antara lain:

1. Akses Internet Mudah

Internet memungkinkan siapa saja untuk mengakses pornografi kapan saja dan di mana saja dengan mudah. Hal ini membuat seseorang merasa bebas menikmati konten ini tanpa takut dihakimi.

2. Kepuasan Instan dan Efek Dopamin

Menonton pornografi merangsang pelepasan dopamin, hormon yang memberikan perasaan senang dan puas. Sensasi ini dapat menciptakan ketergantungan, karena otak mulai terbiasa mencari kepuasan instan dengan menonton pornografi.

3. Kebiasaan yang Berubah Jadi Kecanduan

Apa yang dimulai sebagai hiburan atau eksplorasi seksual bisa berubah menjadi kebiasaan yang sulit dihentikan. Seiring waktu, seseorang mungkin membutuhkan konten yang lebih ekstrem untuk mencapai tingkat rangsangan yang sama.

4. Pelarian dari Masalah Psikologis

Banyak orang menggunakan pornografi sebagai pelarian dari stres, kecemasan, kesepian, atau masalah emosional lainnya. Pornografi menjadi mekanisme coping yang tidak sehat, yang pada akhirnya justru memperburuk kondisi mental.

Gejala Kecanduan Pornografi

Seseorang dapat dikatakan kecanduan pornografi jika mengalami beberapa atau semua gejala berikut:

- Kesulitan mengontrol keinginan untuk menonton pornografi, bahkan ketika ingin berhenti.

- Frekuensi konsumsi meningkat seiring waktu, membutuhkan lebih banyak konten untuk mendapatkan kepuasan.

- Menghabiskan waktu yang berlebihan untuk menonton pornografi, hingga mengganggu aktivitas sehari-hari.

- Mengabaikan tanggung jawab pribadi, pekerjaan, atau hubungan sosial, karena terlalu fokus pada pornografi.

- Mengalami perasaan bersalah atau malu setelah menonton, tetapi tetap tidak bisa berhenti.

- Menurunnya minat terhadap aktivitas lain yang sebelumnya disukai.

- Mengalami kecemasan saat tidak bisa mengakses pornografi.

- Membutuhkan konten yang lebih ekstrem untuk mendapatkan tingkat kepuasan yang sama.