シェア:

JAKARTA - Ganda putri Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti kembali menelan kekalahan di fase Grup A Olimpiade 2024. Mereka harus mengakui keunggulan ganda nomor satu dunia asal China Chen Qing Chen/Jia Yi Fan dengan skor 12-21, 22-24 pada laga kedua di Porte De La Chapelle Arena, Minggu, 28 Juli 2024.

Pasangan Apri/Fadia tak berkutik menghadapi kekokohan pasangan China tersebut. Kekalahan itu menjadikan mereka sudah harus tersingkir. 

Meski kalah, mereka sesungguhnya memberi perlawanan cukup sengit. Gim pertama diawali dengan saling serang.

Namun pasangan Indonesia mengalami kesulitan dengan pendekatan menyerang Chen/Jia. Terbukti, ganda China yang menjadi unggulan pertama langsung leading 11-7 pada interval pertama.

Selanjutnya, poin mereka tak pernah terkejar meski Apri/Fadia mengubah permainan. Pada gim ini, Chen/Jia menunjukkan dominasi mereka dan menang 21-12.

Di gim kedua, Apriyani/Fadia mampu bangkit. Pertandingan berjalan ketat dan terjadi saling kejar poin. Apri/Fadia memanfaatkannya dengan kualitas serangan yang lebih baik, hingga untuk pertama kalinya unggul tipis 3-2 dari pasangan China.

Perebutan poin berlangsung lebih alot jika dibandingkan dengan gim pertama. Fadia tampil lebih berani dengan inisiatif dan sergapan yang variatif sehingga menyulitkan lawan.

Bahkan mereka sempat unggul 8-5. Sayangnya, pasangan itu tak bisa menjaga performa dan lawan berhasil mengejar dan merebut interval gim kedua 11-9.

Selepas interval, Apri/Fadia tampil tidak terburu-buru sehingga meraih enam poin beruntun. Namun lagi-lagi, mereka gagal mempertahankan momentum dan lawan mampu mengejar ketinggalan. Saat terjadi deuce, Chen/Jia terlhat lebih tenang dan memenangkan gim kedua dengan skor 24-22.

Kekalahan itu menjadikan peluang Apri/Fadia untuk maju ke babak utama Olimpiade Paris 2024 kian berat. Pasalnya mereka sudah menelan dua kekalahan dua gim langsung di fase grup.

"Tentu kecewa karena kami tidak bisa melaju ke babak selanjutnya dan gagal menyumbang medali. Ini menjadi pengalaman dan pembelajaran yang sangat berharga. Saya bisa bermain di Olimpiade, tidak semua atlet punya kesempatan ini," kata Fadia.

Fadia, lebih lanjut, mengakui dirinya kurang tenang saat memasuki poin kritis. Menurut dia situasi akan berbeda bila mereka bisa merebut gim kedua.

"Sayang sekali kami tidak bisa mengambil keunggulan di gim kedua. Situasi mungkin akan berbeda bila kami mampu mengambilnya," ucap dia lagi.

"Tetapi harus diakui saya kurang tenang saat poin-poin kritis. Sementara, lawan yang sangat berpengalaman sudah hapal dengan kebiasaan kami dan tahu apa yang harus dilakukan di momen tersebut," ujarnya.

Kemenangan atas Apri/Fadia menjadikan Chen/Jia memimpin Grup A. Mereka berhasil memenangkan dua gim pertma dengan selisih poin total +17 dari 88 poin yang mereka menangkan dan 71 poin kalah.

Disusul pasangan Malaysia, Tan Pearly/Thinaah Muralitharan, yang memenangkan satu dari dua pertandingan. Mereka memiliki selisih gim negatif (-1), namun selisih poin positif (+2) dari 97 poin yang dimenangkan dan 95 poin kalah.

Pasangan Jepang, Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara menempati peringkat ketiga dengan satu kemenangan dan satu kekalahan.

Sedangkan Apri/Fadia berada di posisi paling bawah karena belum berhasil meraih kemenangan dari dua pertandingan. Mereka memiliki selisih gim negatif (-4) dan selisih poin negatif (-19) dari 71 poin yang mereka menangkan dan 90 poin kalah.

Apri/Fadia masih memiliki satu pertandingan lagi pada fase Grup A. Mereka menghadapi Tan Pearly/Thinaah Muralitharan.

"Masih ada pertandingan terakhir, kami tetap fight. Kami tidak mau memikirkan laga ini sudah tidak menentukan lagi, kami mau berjuang sebaik-baiknya," ucap Fadia.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)