シェア:

JAKARTA - Pemerintah Iran tengah memperdebatkan apakah akan mengambil tindakan serangan militer terhadap Israel atau meluncurkan operasi intelijen rahasia.

Dilansir ANTARA dari CBS News, Sabtu, 17 Agustus, Hassan Nasrallah, ketua gerakan Hizbullah Lebanon, dilaporkan bersikap berhati-hati dalam mengambil tanpa persetujuan Iran dan bertujuan untuk menghindari konflik besar dengan Israel.

Namun, Amerika Serikat percaya serangan bisa terjadi tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

Sementara itu, seorang pejabat AS yang dikutip mengatakan Israel berada di balik kematian pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh.

Namun, Israel sendiri belum secara terbuka mengakui kecurigaan itu.

Pada saat yang sama, para pejabat Inggris dan Prancis menyoroti perlunya upaya diplomasi dan penurunan ketegangan. Kedua negara mengatakan kepada CBS News bahwa Inggris dan Prancis siap mendukung Israel jika terjadi serangan.

Pada 31 Juli, Hamas mengatakan serangan Israel telah membunuh Haniyeh di kediamannya di Teheran. Haniyeh datang di ibu kota itu untuk menghadiri pelantikan presiden baru Iran.

Gerakan perjuangan Palestina tersebut menganggap Israel dan AS bertanggung jawab atas kematian Haniyeh, dan menegaskan bahwa serangan itu akan dibalas.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)